Jerman Waspadai Ancaman Teror Selama Piala Eropa 2024

Maraknya terorisme di Eropa pasca serangan mematikan kelompok ISIS di sebuah pusat perbelanjaan di Moskow, ibu kota Rusia, juga menarik perhatian otoritas keamanan jelang Piala Dunia 2024 di Jerman.

Dengan 51 pertandingan di 10 kota dan jutaan pengunjung serta wisatawan, menjadi tuan rumah turnamen sepak bola paling bergengsi di Eropa menimbulkan risiko keamanan yang hampir tak terukur, kata Hans-Jakob Schindler dari Terrorism Institute, Counter-Extremism Project, CEP di Berlin.

“Ini berarti bahwa musuh-musuh kita akan mencoba segala cara untuk menciptakan gangguan keamanan,” katanya, seraya memperingatkan bahwa “semua pihak akan mengawasi Jerman pada minggu-minggu setelah turnamen ini diadakan.”

Kekhawatiran muncul setelah keluarnya propaganda ISIS setelah serangan di Moskow, yang menunjukkan bahwa Piala Eropa 2024 juga merupakan target yang layak. Namun, Schindler tidak percaya bahwa serangan terkoordinasi akan terjadi sebelum pengumuman publik.

“Anda tidak mengiklankan serangan yang mendetail,” katanya. “Apa yang Anda lakukan dengan mengirimkan propaganda semacam ini adalah menciptakan ketakutan di negara-negara terkait, dengan harapan dapat mendorong aktor individu untuk melakukan serangan.”

Namun undangan Daesh pada laga final Liga Champions Eropa tahun ini di London, Inggris tak membuahkan respons yang diharapkan. Ancaman teroris individu

Propaganda ISIS masih dalam kewaspadaan tinggi setelah seorang polisi di Mannheim diserang oleh politisi sayap kanan dan ditikam hingga tewas oleh seorang pria Afghanistan pada Jumat (31/5) lalu. Tindakan ini mungkin mempunyai motif keagamaan. Pada tahun 2016, afiliasi ISIS mengendarai truk dan menabrak puluhan pengunjung pasar Natal di Berlin, menewaskan 13 orang.

Menurut Schindler, tindakan individu merupakan ancaman keamanan terbesar bagi Jerman. “Sangat sulit untuk mengidentifikasi seseorang yang tidak ada dalam radar, yang menjadi radikal dalam lingkaran pertemanan atau aliran sesat, dan kemudian memutuskan untuk menarik pisau, masuk ke zona penggemar dan menikam para tamu,” katanya.

Stadion-stadion di Jerman dilindungi oleh keamanan berlapis selama pertandingan. Hanya penonton dengan tiket atau akreditasi resmi yang boleh memasuki arena setelah dilakukan pemeriksaan ketat terhadap tubuh dan barang miliknya. Pihak berwenang memperingatkan tidak hanya untuk mencegah serangan teroris, tetapi juga untuk mencegah kebisingan dari penggemar.

Keamanan di sekitar area teknis dinilai lebih kompleks karena melibatkan pengunjung di ruang terbuka. Pemerintah Jerman memperkirakan akan ada sekitar 12 juta penonton di stadion, dibandingkan dengan 2,7 juta penonton di stadion. Tanpa sistem tiket, sulit memilih siapa saja yang boleh masuk ke fan zone.

“Jelas, zona penggemar adalah definisi klasik dari sasaran empuk serangan teroris,” kata Schindler. “Dari segi keamanan, fan zone tidak bisa diabaikan. Seharusnya zona ini mendapat prioritas keamanan yang sama dengan pesta di dalam stadion,” lanjutnya. Polisi pun bersiaga

Meski mengkhawatirkan, ancaman serangan teroris sudah diramalkan oleh otoritas Jerman.

Konsep keamanan nasional pertama kali dikembangkan untuk Piala Eropa. Selama turnamen, Jerman akan menerapkan kontrol perbatasan bagi masuknya negara-negara Schengen lainnya.

Polisi juga mengoordinasikan informasi keamanan yang relevan dari seluruh Eropa, sementara 300 petugas dari negara lain dikerahkan untuk membantu otoritas setempat.

“Keamanan Piala Eropa adalah prioritas utama. Semua badan keamanan dipersiapkan dengan standar profesional tertinggi,” kata Menteri Dalam Negeri Nancy Fazer. “Akan ada kehadiran polisi yang kuat di mana pun dan di mana terdapat banyak orang.”

Polisi Jerman juga mengharapkan kehadiran suporter dan timnas Ukraina. Serangan Rusia berupa serangan siber dikhawatirkan akan berdampak pada perayaan Piala Eropa bahkan pertemuan fisik. “Buka undangan ke dunia”

Secara umum, Schindler meyakini para suporter bisa menikmati kejuaraan Eropa dengan nyaman, asalkan menghormati aturan dan batasan yang ada.

“Anda tidak perlu khawatir perlombaan ini seperti jebakan maut yang harus Anda hadapi. Perlombaan ini terorganisasi dengan baik dan terlindungi dengan baik,” ujarnya.

“Namun, jaminan keamanan membutuhkan kehadiran penggemar. Artinya, pencegahan tindakan kekerasan, bodoh, dan naif.”

Menteri Dalam Negeri Fazer juga mengungkapkan sentimen serupa. “Tentu saja ada risiko dalam balapan ini dan kami harus memahaminya,” ujarnya.

“Kami melakukan segala yang kami bisa untuk mencegah serangan teroris dan hal-hal lain. Kami telah mengambil banyak tindakan keamanan. Dan kami mengundang semua orang untuk menjadi tamu kami.”

Rzn/as

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *