Jenderal Iran Sesumbar: ‘Kami Kebal Hukum, Sanksi Barat Justru Perkuat Kemampuan Militer Teheran’

Tribunenews.com, lapor jurnalis Namira Unia

TRIBUNNEWS.COM, TEHRAN – Wakil Kepala Staf Angkatan Darat Iran, Mayor Jenderal Yousef Ghorbani, mengatakan kemampuan militer negaranya telah berkembang secara signifikan selama 45 tahun terakhir, meskipun Iran menghadapi sejumlah sanksi Barat.

“Sanksi selama beberapa dekade terhadap Iran secara tidak sengaja telah memperkuat sistem militer negara itu,” kata Mayor Jenderal Yousef Ghorbani seperti dikutip oleh Al Mayadeen.

Selama satu dekade terakhir, Amerika Serikat (AS) dan sekutunya telah menjatuhkan sanksi keras, membekukan aset pemerintah Iran, dan membatasi penjualan senjata dan bantuan asing kepada militer Iran.

Tak hanya itu, ribuan individu dan perusahaan yang memiliki hubungan dengan Iran juga menjadi sasaran program sanksi Washington. Sanksi tersebut dijatuhkan menyusul kekhawatiran AS bahwa pengembangan program nuklir Iran dapat menyebabkan pelanggaran hak asasi manusia.

Badan Energi Atom Internasional (IAEA) mengatakan Iran saat ini hanya memiliki 60 persen uranium murni, jauh di bawah batas pengayaan uranium sebesar 90 persen.

Meski kemurnian uranium tidak melebihi batas minimal, namun secara teoritis sumber uranium tersebut dapat digunakan untuk membuat bom atom. Hal ini sesuai dengan pernyataan Eric Brewer, wakil direktur Inisiatif Ancaman Nuklir, yang mengatakan Iran memiliki kemampuan untuk memproduksi banyak bom nuklir dalam waktu singkat.

Itu sebabnya Amerika Serikat dan sekutunya mendorong sanksi yang bertujuan menjatuhkan sanksi ekonomi terhadap Iran, sehingga Teheran tidak bisa lagi membiayai angkatan bersenjatanya.

Sayangnya, sanksi tersebut tidak berjalan sesuai rencana karena Amerika Serikat dan sekutunya memperketat pembatasan terhadap kemampuan militer Iran.

Baru-baru ini, Iran secara aktif memproduksi senjata militer canggih. Misalnya, mereka mengembangkan drone yang mampu membawa hulu ledak Read 85, yang disebut Suicide Squadron.

Pada tahun yang sama, Iran juga berhasil menguji coba rudal balistik jarak jauh, tank tempur utama, dan drone. Mereka juga berhasil menguji kapal selam dan kapal perang buatan lokal.

Pada tahun 2020, Vincent R. Stewart juga mengidentifikasi Iran sebagai salah satu dari lima ancaman militer utama yang dihadapi negara tersebut. Gelar ini diberikan karena Iran memiliki rudal terbesar dan paling beragam di Timur Tengah. Pengukuran Kekuatan Militer Iran

Berdasarkan hasil Global Firepower (GFP), Iran saat ini berada di peringkat 14 dari 145 negara yang masuk dalam statistik tahunan GFP, sebuah organisasi yang memberikan informasi kekuatan militer negara-negara di dunia.

Iran memiliki skor PwrIndx sebesar 0,2269. Skor 0,0000 dianggap sangat baik karena skor GFP mengukur kekuatan militer suatu negara berdasarkan faktor-faktor seperti jumlah unit militer, keuangan, kemampuan transportasi, dan keunggulan geografis.

Iran saat ini memiliki setidaknya 580.000 personel aktif dan sekitar 200.000 personel cadangan terlatih, yang terbagi antara tentara dan Korps Garda Revolusi Islam.

Iran juga memiliki gudang rudal balistik dan drone terbesar di Timur Tengah. Ini termasuk rudal jelajah dan anti-kapal, serta rudal balistik dengan jangkauan 2.000 kilometer atau lebih, hingga 1.200 mil.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *