Jelang Lebaran Waspada DBD, Cari Tau Ciri-ciri Anak saat Terinfeksi

Laporan reporter Tribunnews.com, Ayurina

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA — Demam berdarah dengue (DBD) masih menjadi ancaman yang mengerikan bagi masyarakat.

Penyakit ini tampaknya terutama menyerang anak-anak.

Konsultan anak RSUP, Dr. Sardjito, Dr.M. Eggi Arguni, M.Sc., Ph.D., Sp.A(K), mengatakan jumlah orang yang tertular mungkin lebih tinggi dari laporan yang tercatat.

Mengapa demikian? Sebab, demam berdarah tidak menimbulkan gejala apa pun.

Pada kebanyakan kasus, penderita hanya mengalami demam ringan dan mengonsumsi obat antipiretik tanpa mengira dirinya terinfeksi virus dengue.

Penting bagi orang tua untuk melakukan tindakan pencegahan sebelum terlambat, yakni sebelum mereka tidak menganggapnya serius.

Mengenali gejala Anda adalah salah satu bentuk tindakan yang dapat Anda lakukan.

“Virus dengue patut dicurigai pada anak yang bergejala atau bergejala, terutama jika terjadi demam tinggi yang tiba-tiba atau menetap,” situs UGM, Minggu (4 Juli 2024).

Gejala lainnya antara lain mual, muntah, lemas, bercak berdarah di kulit, dan anak terlihat tidak bahagia.

Selain itu, orang tua juga harus mewaspadai perbedaan reaksi terhadap gejala yang muncul.

Orang dewasa mungkin mengeluhkan nyeri sendi atau otot, namun anak-anak tidak bisa karena mereka belum memiliki kemampuan untuk mengungkapkan rasa sakit yang mereka rasakan.

Namun jika dilihat dari kondisi anak, jika anak rewel, tidak nafsu makan, dan muntah-muntah, bisa jadi itu pertanda anak kurang sehat, oleh karena itu segera bawa anak ke puskesmas terdekat.

“Pada infeksi demam berdarah yang lebih serius, ketika jumlah trombosit rendah, anak-anak mungkin mengalami mimisan atau gusi berdarah saat menyikat gigi,” tambahnya.

Eggi juga menjelaskan, infeksi demam berdarah secara umum terbagi menjadi tiga tahap, yaitu tahap demam, tahap krisis, dan tahap penyembuhan.

Pentingnya orang tua dalam melindungi anak dari infeksi virus demam berdarah saat musim hujan.

Selain melakukan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) di luar dan di dalam rumah serta membersihkan lingkungan untuk membasmi sarang nyamuk Aedes aegypti, orang tua juga dapat mengupayakan pencegahan gigitan nyamuk.

Misalnya saja memakai pakaian berwarna cerah atau memakai obat nyamuk.

Jika anak Anda terkena demam berdarah, harap segera kenali gejalanya dan segera berobat ke Puskesmas terdekat agar dapat mendapat penanganan medis.

Diketahui, populasi nyamuk Aedes aegypti, vektor (hewan perantara) infeksi demam berdarah, meningkat pada musim hujan.

Saat musim hujan, telur-telur tersebut saling bersentuhan dan menetas. Selama musim hujan, air menumpuk di gelas plastik, tong sampah, ban bekas, dan selokan yang rusak sehingga menimbulkan banyak tempat berkembang biak.

Masyarakat harus mewaspadai potensi peningkatan penularan virus ke manusia pada musim ini.

“Ada empat stereotip virus dengue: DENV-1, DENV-2, DENV-3, dan DENV-4. “Secara teoritis, pada infeksi sekunder, virus dengue memiliki serotipe yang berbeda dengan infeksi primer. Jika terinfeksi, gejala klinisnya seperti: kebocoran plasma, syok, dan syok kemungkinan akan menjadi lebih parah, jelas ketua tim diagnostik World Mosquito Program (WMP) Yogyakarta, yang juga pengajar di FK-KMK UGM.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *