PERJALANAN ) / 2024).
Mengusung tema “Renewing Hope: From Mining to Safe Water for All”, tim MMS Indonesia bertujuan untuk mengembangkan model sirkular untuk mengatasi krisis air di empat desa di Kutai Kartanegara dan memberikan dampak positif di masa depan.
Berdasarkan hasil penelitian ekstensif yang dilakukan pihak internal, air di lanskap pasca penambangan dapat digunakan sebagai reservoir air tawar.
Menyadari potensi transformatif ini, MMSGI menjajaki peluang untuk menyediakan air yang aman dan berkelanjutan bagi masyarakat lokal dan pertanian.
Program air ini mendukung SDG 6 (Air dan sanitasi yang cukup) dan SDG 3 (Kesehatan dan kesejahteraan yang baik), karena akses terhadap air bersih membantu meningkatkan kehidupan masyarakat.
Proyek distribusi air mulai dari lanskap hingga pertambangan ini dibangun di atas lahan seluas 8,6 hektar dengan volume air 2,7 juta meter kubik.
Proyek penyediaan air mulai dari lanskap hingga pertambangan ini dapat menjangkau sekitar 3.000 jiwa di empat desa Kutai Kartanegara, yakni Sentuk, Lung Anai, Rempanga, dan Donomulyo.
CEO MMSGI Sendy Grety mengatakan, jika bisa dikelola dengan baik, maka pilot project air bersih hasil pertambangan akan mengurangi dampaknya terhadap kehidupan masyarakat.
Dalam sambutannya yang diterima pada Sabtu (25/5/2024) ia mengatakan: “Keadaan pertambangan menghadirkan banyak tantangan, meskipun sumber daya pascatambang dapat diubah menjadi kondisi sosial dan lingkungan yang berkelanjutan setelah penambangan.”
Menurutnya, proyek air bersih di sekitar lanskap pascatambang ini mencakup pembangunan infrastruktur air baru dengan bantuan teknologi pompa hidram yang tidak memerlukan listrik, yang mendukung SDG 9 (Industri, Inovasi, Infrastruktur) dan SDG 13 (Tanggulangi Perubahan iklim).
Dengan melaksanakan proyek yang dipimpin oleh Badan Usaha Milik Desa (BUMDESA), program ini tidak hanya memberdayakan dan memberdayakan masyarakat, tetapi juga mendorong pembangunan ekonomi masyarakat pascatambang yang memenuhi SDGs 8 (Pekerjaan yang baik dan pertumbuhan ekonomi) dan SDG 11 (Keberlanjutan ) mendukung kota dan komunitas).
Peran BUMDESA, mendukung ekosistem, pemerintah, masyarakat dan sektor swasta untuk memberikan model sirkular yang berkelanjutan sesuai dengan SDG 17 (Kemitraan untuk mencapai tujuan) Kegiatan ini merupakan bagian dari United Nations Global Compact yang diselenggarakan oleh Indonesia Networks (IGCN). mendukung generasi inovator berikutnya melalui Akselerator SDGI untuk Profesional Muda.
Fokusnya adalah pada pengembangan dan penerapan solusi inovatif menggunakan teknologi, proses, dan model bisnis terkini yang berkontribusi terhadap tujuan keberlanjutan perusahaan.