Wartawan Tribunnews.com Aysia Nursiamsi melaporkan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Fibrosis paru merupakan penyakit pernafasan yang disebabkan oleh terbentuknya jaringan parut pada organ paru-paru.
Kondisi ini menyebabkan paru-paru tidak dapat bekerja dengan baik.
Jika fungsi paru-paru tidak normal, nyeri dapat dengan mudah menyebabkan sesak napas.
Tapi jangan anggap remeh. Jika Anda tidak mendapatkan perawatan yang tepat, kemungkinan besar hal ini akan terjadi di kemudian hari.
Hal ini dilakukan oleh dokter spesialis paru Dr. Arini Purwono, Sp.P. Komplikasi pertama adalah kerusakan paru-paru.
Ia mengatakan pada seminar kesehatan virtual yang diselenggarakan Kementerian Kesehatan pada Kamis (26/12/2024): “Biasanya yang pertama adalah kerusakan atau jaringan parut di paru-paru. Akibatnya, pertukaran oksigen terganggu.”
Akibatnya, paru-paru tidak dapat menyerap oksigen dengan kapasitas penuh.
Jika sebelumnya paru-paru bisa menerima oksigen 100%, saat terjadi fibrosis, kapasitasnya berkurang hingga hanya 50%.
Jika kondisi ini terus berlanjut hingga bertahun-tahun, maka terdapat risiko komplikasi kedua, yakni gagal napas.
Ia melanjutkan: “Mengalami gagal napas bukan berarti pasien tiba-tiba sesak napas dan berhenti bernapas. Namun keluhan (awal) tampaknya cepat habis.”
Ketiga, ada risiko anggota lain tidak dapat berfungsi dengan baik.
Berkurangnya fungsi paru-paru mengakibatkan berkurangnya oksigen dalam tubuh.
“Efeknya mengurangi suplai oksigen ke otak, jantung, dan organ vital lainnya,” jelas dr. Arini keluar. Tentu saja anggota lainnya akan gagal.”
Misalnya saja gagal jantung. Paru-paru diketahui letaknya dekat dengan jantung sehingga mempunyai pengaruh yang besar.
Karena kadar oksigen rendah, jantung harus bekerja lebih keras. Oleh karena itu, kondisi ini dapat menyebabkan komplikasi jantung.