Jaksa KPK: Keterangan Saksi Meringankan SYL Tak Relevan dengan Kasus Pemerasan dan Gratifikasi

Wartawan Tribunnews.com Fahmi Ramadhan melaporkan.

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Jaksa Penuntut Umum (JPU) Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menilai perkara yang dilayangkan mantan Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo (SYL) tidak relevan. Pemerasan dan kepuasan. Dia saat ini ditahan.

Jaksa KPK Meyer Simanjuntak mengatakan, dia hanya menjelaskan profil SYL saat menjabat Gubernur Sulawesi Selatan, seperti yang diungkapkan dua orang saksi.

“Kami melihat sama sekali tidak ada relevansinya dengan tuduhan tersebut. Jadi tidak perlu kami lakukan penyidikan lebih lanjut, sehingga tidak relevan dengan tuduhan kami yang diperiksa di persidangan,” jelas Meyer usai sidang tipikor tersebut. pengadilan Jakarta Pusat, Senin (10/6/2024).

Meyer, Presiden Jokowi; Kesaksian Meyer itu terkait keengganan beberapa pihak, antara lain Wakil Presiden ke-10 dan ke-12 Jusuf Kalla serta Menteri Koordinator Perekonomian Airlangga Hartarto menjadi saksi bagi SYL.

Seperti yang Anda ketahui, Permintaan SYL ditolak Jokowi dan Airlangga karena kasus tersebut merupakan urusan pribadi.

Alhasil, keengganan Meyer menjadi saksi di persidangan membantah pernyataan SYL bahwa kasus yang menjeratnya kini sudah mendapat persetujuan pejabat negara.

“Fakta dihadirkannya Pak Yasin Limpo di pengadilan sebagai bahan pembelaan menunjukkan bahwa kepala negara ini mengingkari kewenangannya,” tutupnya.

Seperti diketahui, Dalam perkara ini, SYL diduga puas dengan uang Rp 44,5 miliar.

Selama periode 2020 hingga 2023, SYL menerima jumlah tersebut.

“Sebanyak uang yang diterima terdakwa selama menjabat Menteri Pertanian RI melalui pemaksaan sebagaimana tersebut di atas berjumlah Rp 44.546.079.044,” kata Jaksa KPK Masmudi dalam persidangan, Rabu (28). . /2/). 2024) Pengadilan Tipikor pada Pengadilan Negeri Jakarta Pusat.

Mengutip pejabat Eselon I Kementerian Pertanian, SYL mendapat uang tersebut.

Menurut jaksa, SYL tidak sendirian dalam aksinya, Muhammad Hatta, mantan Direktur Alat dan Mesin Kementerian Pertanian dan mantan Sekretaris Jenderal (Sekjen) Kementerian Pertanian. Kasdi Subagyono, Dia dituduh.

Apalagi, uang yang dikumpulkan Kasdi dan Hatta digunakan untuk kepentingan pribadi SYL dan keluarganya.

Berdasarkan dugaan, pengeluaran terbesar dari uang tersebut digunakan untuk pengeluaran lain-lain yang tidak termasuk kategori lancar, dengan nilai Rp16,6 miliar.

Jadi uang itu digunakan atas perintah dan petunjuk terdakwa, kata jaksa.

Dakwaan pertama terhadap para terdakwa atas perbuatannya: Pasal 18 dan Pasal 12 UU Pencegahan Tipikor; e Pasal 55 Pasal 64 UU Pemberantasan Tipikor jo ayat (1) ke-1. Pasal 1 KUHP Tuduhan Kedua: Pasal 12 Pasal 55 KUHP juncto Pasal 18 UU Pemberantasan Korupsi. Pasal 1 1, Pasal 64 (1) Penalti.

Dakwaan ketiga: Pasal 12 b juncto Pasal 18 UU Pemberantasan Tipikor meliputi Pasal 55 Ayat (1) ke-1 KUHP dan Pasal 64 Ayat (1) KUHP.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *