Jaga Ekosistem dan Tingkatkan Ekonomi, Masyarakat Denpasar Bali Diajak Budidaya Mangrove

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Masyarakat Denpasar, Bali, diajak membudidayakan tanaman mangrove sebagai upaya menjaga ekosistem dan meningkatkan perekonomian. 

Mangrove memiliki beberapa fungsi bagi lingkungan, mulai dari perlindungan dari gelombang, pencegahan erosi, hingga pencegahan kenaikan permukaan air laut. 

Sedangkan dari segi ekonomi dapat meningkatkan kesejahteraan dan menjadi mata pencaharian baru bagi masyarakat.

Ajakan ini disampaikan PLN Indonesia Power (PLN IP) melalui Unit Bisnis Pembangkitan Bali (UBP). 

Direktur Utama PLN Indonesia Power Edwin Nugraha Putra mengatakan, IP PLN yang mengoperasikan berbagai jenis teknologi pembangkit listrik dengan total kapasitas 21 Giga Watt (GW) juga fokus pada penguatan masyarakat di bidang pembangkitan melalui sektor sosial dan lingkungan. . Program Tanggung Jawab (TJSL).

PLN Indonesia Power berkomitmen untuk memberdayakan masyarakat, memberikan bantuan secara berkesinambungan yang kami sesuaikan berdasarkan potensi yang dapat dikembangkan di masing-masing daerah, kata Edwin, ditulis Minggu (19/5/2024). 

Kegiatan pemberdayaan masyarakat yang dilakukan PLN Indonesia Power juga berhasil meningkatkan kesejahteraan masyarakat, salah satunya Kelompok Usaha Bersama (KUB) Segara Guna Batu Lumbang, di Bali. 

Ketua KUB Segara Guna Batu Lumbang I Wayan Kona Antara mengungkapkan, pihaknya berkolaborasi dengan PLN Indonesia Power UBP Bali dalam pengembangan tanaman mangrove di pesisir pantai Denpasar yang bertujuan untuk menjaga kemanfaatan ekosistem bagi masyarakat.

Vegetasi bakau yang lebat di Kona menunjukkan peningkatan populasi kepiting bakau di kawasan tersebut, sehingga menghasilkan tangkapan yang lebih besar. Keadaan ini memberikan dampak positif pula dengan meningkatkan pendapatan yang bermuara pada peningkatan kesejahteraan para nelayan.

“Sekarang karena mangrove kita sangat lebat, komoditas utama yang ditangkap nelayan adalah kepiting bakau. Pendapatan harian anggota kami dari menangkap kepiting rata-rata Rp 300.000,” ujarnya.

Kelompok nelayan ini juga memanfaatkan hutan bakau yang lebat untuk ekowisata, usaha ini juga menciptakan lapangan kerja baru dan meningkatkan taraf hidup. 

“Sebelum PLN Indonesia Power mendampingi kami, kami hanya mampu mencukupi kebutuhan makan dan sosial keagamaan yang ada di lingkungan kami, sekarang kami sudah didampingi, kami bisa menyelamatkan dan menyekolahkan anak kami ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi, bahkan pendidikan yang lebih tinggi. Anak-anak nelayan banyak yang sudah sarjana,” jelasnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *