Jadi Polemik, Pengamat Minta Dugaan Kasus Mark Up Impor Beras Harus Diusut Tuntas

Tribun News.com, Jakarta – Persoalan tarif impor beras yang berlebihan dan dapat menimbulkan kerugian hingga $8,5 triliun harus diselesaikan.

Pernyataan tersebut disampaikan pengamat kebijakan publik veteran UPN Jakarta Achamad Nur Hidayat seperti dikutip Warta Kota, Kamis (18/07/2024).

Bapanas menanggapinya dengan mengatakan bahwa dukungan sosial bantuan pangan beras merupakan program yang berkontribusi terhadap pengentasan kemiskinan.

Belakangan ini, Bapanas dan Bulog diduga berupaya menyelamatkan diri dari skandal pembayaran impor beras dengan melaksanakan program bansos beras.

“Jika ada biaya tambahan pada impor beras, hal itu harus diusut tuntas.” “Jangan biarkan Bapanas-Bulog menguasai pikiran sampai politik membiarkan para pencari rente tumbuh subur,” ujarnya, Kamis (18/7/2024).

Achamed Noor Hidayat mengingatkan, fungsi utama Bapanas dan Bulog bukanlah penyaluran bantuan sosial.

Achad Noor Hidayat mengatakan, penyaluran bansos merupakan tugas utama Kementerian Sosial.

“Inilah fungsi utama Kemensos. Penyaluran bansos harusnya dikembalikan ke Kemensos,” kata Achad Noor Hidayat.

Dengan kondisi seperti ini, Ahamed Noor Hidayat berharap ke depannya pengelolaan Bapanas dan Bulog semakin baik.

Ahmed Noor Hidayat menilai persoalan impor beras merupakan persoalan tata kelola yang baik yang diciptakan kedua lembaga tersebut.

Jawab DPR

VI. Panitia DPR RI berencana melakukan sidak langsung ke pelabuhan untuk mengusut dugaan skandal impor beras yang merugikan pemerintah hingga Rp 1 triliun.

DPR juga memanggil direksi Perum Bulog terkait skandal impor beras tersebut dan mengatakan, “Kami tidak hanya memanggil direksi Bulog, tapi kami juga mengunjungi pelabuhan dan gudang Bulog (untuk mengusut skandal bea tambahan impor beras),” kata anggota itu. Herman Karon kepada wartawan, Senin pekan lalu, mengatakan DPR RI VI. Panitia Anda akan melakukan inspeksi terhadap pelabuhan dan gudang Blog pada saat istirahat atau pada sesi terakhir.

“Kalau bisa, ini reses atau sidang terakhir masa jabatannya,” kata Herman.

Sebelumnya, Direktur Eksekutif Riset Demokrasi Rakyat (SDR) Harry Purwanto membeberkan fakta terkini skandal bea tambahan impor beras.

SDR melaporkan skandal bea tambahan importir beras Gerbang Bapanas-Bulog 2024 ke Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).

“Sesuai data yang ada, kami mendapat informasi harga rata-rata beras (bulog) sebesar US$660 per ton, sudah termasuk asuransi dan angkutan (CIF),” kata Harry Purwanto, Minggu (14/07/2024).

Harry Purwanto melanjutkan: Bulog mengimpor beras dari Indonesia dengan harga rata-rata US$655/CIF. Menurut Harry Purwanto, hal itu mengacu pada data Badan Pusat Statistik (BPS) Maret 2024.

Jika melihat data Badan Pusat Statistik (BPS), tercatat pada Maret 2024, RI mengimpor beras sebanyak 567,22 ribu ton senilai 371,60 juta dolar. Artinya, Bulog rata-rata mengimpor beras sebanyak 567,22 ribu ton. beras 655 dolar/MT CIF Indonesia,” jelas Harry Purwanto.

Hari Purwanto menambahkan, hal ini terlihat karena harga yang direalisasikan pemenang tender lainnya jauh lebih tinggi dibandingkan Tan Long Group asal Vietnam yang hanya $538 per ton.

Tan Long Group, salah satu anggotanya, LOC TROI, mampu memenangkan tawaran Bulog untuk 100.000 ton beras karena mereka menawar 15 ton dolar AS.

Harga ini jauh lebih rendah dibandingkan US$538/ton yang ditawarkan Tan Long Group.

Namun menurut informasi yang dikeluarkan Bulog atau emiten tersebut, harga yang dipastikan pemenang lelang adalah USD 604/ton LOC TROI.

Memang benar, berdasarkan klaim Tan Long Group, LOC TROI hanya menawarkan diskon gratis sebesar US$523/ton (FOB).

Oleh karena itu, jika dihitung dari price, Insurance and Freight (CIF) LOC TROI pada data blog yaitu 604 USD/ton, terdapat selisih harga sebesar 46 USD/ton.

Selain itu, harga CIF Loch Troy turun sebesar US$15/t dibandingkan harga Tan Long sebesar US$573/t atau US$558/t.

“Ini selisih dibandingkan dengan Loc Troi yang bisa command 100k/ton x $46/ton = 4.6 juta dollar. Blog ini dibuat oleh 1 perusahaan, Loc Troi. Belum setara dengan perusahaan lain yaitu 2.2 juta ton Untung Dari Lebih Rp 2,7 T “Ini skandal gerbang Bapanas-Bulog 2024,” jelas Hari Purwanto.

Sementara itu, Direktur Jenderal Kajian Ekonomi Politik dan Kebijakan (PEPS), Anthony Budiwan membeberkan perhitungan pemerintah atas kerugian yang ditimbulkan pemerintah atas bea masuk impor beras sebesar 4,83 juta ton pada tahun 2023 dan Januari-April 2024.

Pada tahun 2023, total pendapatan beras mencapai 3,06 juta ton dan pada Januari-April 2024 mencapai 1,77 juta ton. Sebanyak 4,83 juta ton. Anthony mengatakan, Kamis (11/7/2024) “Jika tarif tambahan sebesar $117 per ton ini mulai berlaku pada tahun 2023, maka kerugian negara sebesar $565 juta atau sekitar 8,5 triliun rupiah.” Penjelasan blog

Pekan lalu, Perusahaan Perdagangan Logistik Perusahaan Umum Terbatas (Perum Bulog) kembali membantah tudingan menaikkan atau menaikkan harga beras impor dari Vietnam.

Hal ini menanggapi laporan Riset Demokrasi Rakyat (SDR) kepada Komisi Pemberantasan Korupsi yang menemukan adanya selisih harga sebesar $2,7 triliun dengan harga 2,2 juta ton beras dari Vietnam.

“Perusahaan Tan Long Vietnam yang disebut-sebut sebagai pemasok beras tersebut telah mengajukan penawaran sejak lelang tahun 2024. Oleh karena itu, tidak ada kontrak impor dengan kami tahun ini, kata Mohamad Suiamto, direktur rantai pasokan dan layanan publik Perum Blog, dalam siaran persnya. Kamis lalu, 11 Juli 2024

Blog tersebut mengutip CAFEF, media Vietnam, untuk menjelaskan tuduhan tersebut. Dalam media tersebut, Ketua sekaligus CEO TP Oan Tan Long (TLG) Trng S Bá mengatakan pihaknya belum pernah memenangkan satu pun lelang langsung dari Bulog sejak tahun 2023.

TLG berencana mengimpor tepat 100.000 ton beras.

Namun, perusahaan menawarkan harga $15/ton lebih tinggi dibandingkan perusahaan lain. Akibatnya, Ba tidak bisa memenangkan tawaran tersebut.

Pernyataan Tan Long Group ini untuk memperjelas kontroversi beras impor, tulis Bulog dalam siaran persnya pekan lalu.

Jika kontroversi persoalan ini terus berlanjut tanpa fakta yang jelas, Bulog khawatir akan berdampak pada efisiensi pengadaan beras Indonesia dari Vietnam hingga akhir tahun 2024.

Memang permasalahan ini dapat mempengaruhi hubungan perdagangan bilateral kedua negara.

Sumber: WARTA KOTA

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *