Jadi Penyebab Kebutaan Terbesar Kedua, Ketahui Faktor Risiko Glaukoma dan Kapan Lakukan Skrining

Koresponden Berita Tribune Ayesha Noorsiamy melaporkan

Tribun News.com, Jakarta – Glaukoma merupakan penyebab kebutaan nomor dua setelah katarak. Di seluruh dunia dan di Indonesia dan bersifat permanen.

Glaukoma menyumbang 12,3 persen dari seluruh kasus kebutaan.

Secara global, dari 39 juta kasus kebutaan, 3,2 juta disebabkan oleh glaukoma.

Di Indonesia, 4 hingga 5 dari setiap 1.000 orang menderita glaukoma.

Oleh karena itu, penting bagi masyarakat untuk mengetahui faktor risiko penyakit glaukoma agar dapat lebih berhati-hati.

Dokter mata dr Phifin Lutfia juga menjelaskan beberapa faktor risiko.

Pertama, kasus glaukoma pada wanita lebih tinggi dibandingkan pria.

Kedua, kasus glaukoma pada orang kulit hitam lebih sering terjadi dibandingkan pada orang kulit putih.

“(Ketiga) Glaukoma juga merupakan penyakit degeneratif sehingga risikonya meningkat seiring bertambahnya usia,” ujarnya dalam situs resmi Kementerian Kesehatan, dilansir Rabu (27/3/2024).

Faktor lain yang berperan adalah riwayat keluarga yang mengidap glaukoma.

Kondisi refraksi seperti miopia dan hipermetropia, serta penyakit sistemik seperti diabetes, tekanan darah tinggi, dan hipotensi.

Orang dengan faktor risiko dianjurkan untuk menjalani tes.

Dokter Spesialis Mata Dr. Evelyn Komaratih, SpM (K) Dr. Evelyn menekankan pentingnya skrining glaukoma sebagai deteksi dini penurunan fungsi penglihatan.

Pekan Glaukoma Dunia 2024 merekomendasikan skrining dengan kriteria usia, yakni di bawah 40 tahun setiap 2-4 tahun.

Usia 40-60 tahun 2-3 tahun sekali, usia diatas 60 tahun 1-2 tahun sekali.

“Memang benar ini hanya standar karena akan ada risikonya, lalu keluhannya, hasil tesnya, tentu berbeda-beda pada tiap pasien.” Evelyn.

Glaukoma kronis tidak memiliki gejala. Berbeda dengan glaukoma akut yang menimbulkan gejala.

Seperti mata merah, nyeri pada mata, penglihatan kabur, mual dan muntah, melihat hujan atau lingkaran cahaya, dan berkurangnya lapang pandang.

“Biasanya melihat hujan atau lingkaran cahaya, jadi gambarannya kalau hujan kita masuk ke dalam mobil dan kita melihat lampu di luar jendela dan di sebelahnya ada gambar warna-warni. Pelangi itu Glaukoma itu ciri-ciri orang yang tekanannya tinggi,” kata Dr. Evelyn.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *