TRIBUNNEWS.COM – Pemimpin agama tertinggi Iran Ali Khamenei mengatakan dia siap untuk bernegosiasi dengan Barat.
Hal itu disampaikannya pada Selasa (27/08/2024) saat pertemuan pertamanya dengan kantor Presiden Iran Masoud Pezeshkian di Teheran.
“Jangan menaruh harapan pada musuh. Kita tidak seharusnya menunggu dia menyetujui rencana kita,” kata Ali Khamenei seperti dikutip Iran International.
Menurutnya, tidak ada salahnya menghadapi musuh, namun jangan mengandalkannya.
Menurut pernyataannya, terdapat spekulasi mengenai transisi ke kebijakan luar negeri yang lebih lunak.
Selain itu, Ali Khamenei juga menyinggung keikutsertaannya dalam pemilihan sejumlah menteri sebelum mendapat persetujuan parlemen.
Dia mengatakan, Presiden Iran meminta nasihatnya mengenai pemilihan beberapa menteri.
Meski membenarkan hal tersebut, ia mengaku belum mengetahui banyak nama calon yang masuk dalam daftar menteri tersebut.
Di sisi lain, Presiden Pezeshkian menegaskan bahwa mereka menentang segala jenis penindasan dan akan menjadi musuh para penindas.
“Kami tidak ingin berperang dengan siapa pun, tapi kami akan menentang penindasan apa pun kapan pun dan kami akan bermusuhan dengan penindas,” kata Pezeshkian.
Menurutnya, jika Iran terus memperkuat hubungan dengan negara lain, maka Iran tidak bisa dikenakan sanksi.
Hal ini berkaitan dengan sanksi sewenang-wenang Barat terhadap Teheran.
Sanksi AS tidak akan berdampak pada Iran jika negara tersebut menjaga hubungan persahabatan dengan 15 atau 16 negara tetangga.
Seperti diberitakan IRNA sebelumnya, ia juga mengungkapkan pentingnya memperkuat hubungan antar negara Muslim.
Selain itu, beliau juga memperkuat perdamaian yang seharusnya terjalin di antara saudara-saudara muslim di seluruh dunia.
Sementara itu, ketegangan antara Iran dan Israel mencapai puncaknya pada saat perang Israel-Hamas di Jalur Gaza.
Teheran melakukan serangan drone dan rudal ke Israel pada April 2024.
Serangan tersebut merupakan balasan atas serangan Israel terhadap konsulat Iran di Suriah dan tewasnya dua komandan senior militer Iran.
Bulan lalu, Israel membunuh kepala Biro Politik Hamas Ismail Haniya di Teheran. Iran mengancam akan membalas serangan Israel.
(mg/Ananta Arabella Andhika Putri)
Penulis praktek di Universitas Sebelas Maret (UNS).