Istri Netanyahu Tuduh Militer Israel Membelot, Rancang Kudeta untuk Gulingkan Suami

Wartawan Tribunnews.com Namira Yunnia Lestanti

TribunBerita.

Tuduhan itu dilontarkan Sara saat bertemu dengan banyak warga Israel yang keluarganya ditahan oleh Hamas di Jalur Gaza.

Ketika banyak anggota keluarga menunjukkan ketidakpercayaan terhadap pemerintah Israel, Sarah mengungkapkan bahwa pejabat militer Israel merusak kepercayaan publik dan mencoba melakukan kudeta militer terhadap suaminya.

“Petinggi militer Israel berusaha menggulingkan suami saya,” kata Netanyahu, menurut laporan surat kabar Haaretz Israel, Anadolu.

“Ketidakpercayaan ini tidak akan berdampak pada seluruh IDF (Angkatan Darat), tapi hanya pada perwira senior militer,” ujarnya. Dan dia menegaskan kembali keinginannya untuk melakukan kudeta militer. Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengungkapkan ketakutannya akan penangkapan oleh negara-negara ICC dalam sebuah video Twitter. (X @netanyahu)

Tuduhan seperti itu tidak hanya terjadi pada Sarah Netanyahu. Putranya Yair Netanyahu juga menuduh kepala militer dan keamanan melakukan pengkhianatan selama serangan Shin Bet pada 7 Oktober terhadap Hamas.

Tuduhan itu di-tweet di media sosial.

“Apa yang mereka coba tutupi? Kalau tidak ada pengkhianatan, mengapa pihak luar dan pihak independen takut dengan apa yang terjadi?”

“Mengapa para petinggi militer dan intelijen selalu mengatakan mereka takut terhadap Hamas? 7/10 Dimana angkatan udaranya? Yair Netanyahu melanjutkan, pemerintahan Benjamin Netanyahu terancam runtuh.

Menanggapi komentar Sara Netanyahu, Kantor Negara Tel Aviv membantah laporan adanya kudeta yang dilakukan pejabat tinggi militer.

“Ini adalah informasi palsu. “Semua yang dikatakan Nyonya Netanyahu tidak adil,” kata kantor pemerintah Tel Aviv.

Untuk informasi anda, Perbedaan antara Netanyahu dan militer Israel terletak pada bulan kesembilan perang antara anggota koalisi penguasa Israel di Jalur Gaza.

Ketegangan tersebut menyebabkan beberapa pejabat senior kabinet militer mengundurkan diri dari parlemen Netanyahu.

Setelah itu, perwakilan internasional tentara pendudukan Israel. Letnan Beberapa tokoh penting telah mengundurkan diri, termasuk Richard Hecht dan seorang anggota militer, Laksamana Daniel Hagari.

Alasan pengunduran diri massal perwira militer Israel tidak dijelaskan secara rinci.

Menurut media lokal yang dihimpun Channel 14, Rafa. Pengunduran diri tersebut mencerminkan kerusuhan internal atas perselisihan mengenai pendudukan Gaza dan Palestina.

Selain itu, menjelang penarikan massal, Perdana Menteri Benjamin Netanyahu menekan militernya untuk menemukan solusi cepat terhadap ekspansi militer di Gaza.

Partai Perdamaian Israel yang berhaluan tengah hanya mempunyai enam kursi di Knesset (parlemen), sehingga pengunduran diri para ketua kabinet perang tidak akan menghancurkan koalisi yang berkuasa.

Namun langkah ini berpotensi mengguncang lanskap politik negara Yahudi tersebut.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *