Istri dan Pengamat Ragu Brigadir Ridhal Tewas Bunuh Diri, Polisi Ungkap Alasan Simpulkan Dugaan

TRIBUNNEWS.COM – Penyebab meninggalnya Brigadir Ridhal Ali Tom (RAT) di dalam mobil Toyota Alphard B 1544 QH warna hitam yang menurut polisi bunuh diri membuat pihak keluarga dan pengamat ragu.

Kapolres Metro Jakarta Selatan, Sisir Ade Rahmat Idnal mengatakan, Brigadir Ridhal Ali meninggal dunia karena diduga bunuh diri.

Ade mengatakan, dari pemeriksaan ditemukan pistol HS 9 mm di dalam mobil tempat korban ditemukan di Mampang, Jakarta Selatan pada Kamis (25/4/2024).

Brigadir Ali Ridall ditemukan dengan luka tembak di kepala.

“Bukan penembakan, tapi bunuh diri,” kata Ade, Jumat (26/4/2024).

Lebih lanjut, Ade menduga alasan Brigadir Ridall memutuskan mengakhiri hidupnya karena masalah pribadi.

Namun dugaan adanya masalah pribadi (niat) dengan istri, keluarga, dan kerabatnya akan kami selidiki, ujarnya. Garis polisi dipasang pada mobil Toyota Alphard berwarna hitam yang menjadi lokasi tewasnya Brigadir Ridhal Ali Tom (RAT), anggota Satuan Lalu Lintas Polres Manado, dalam dugaan bunuh diri di Mampang Prapatan IV, Selatan. Jakarta, Minggu (28/4/2024).  (Tribunnews.com/Fahmi Ramadhan) Keraguan sang istri

Novita Hussain, istri mendiang Brigadir Ridhal tak percaya suaminya bunuh diri.

Novita mengaku sangat mengetahui kelakuan suaminya.

“Kalau ada yang bilang almarhum bunuh diri, saya tidak percaya, karena saya tahu persis bagaimana perilakunya.”

Almarhum sangat menyayangi anak-anak, sehingga tidak mungkin dia melakukan hal seperti itu, kata Novita, Jumat (26/4/2024), dilansir Tribun Manado.

Wanita yang akrab disapa Osin ini menjelaskan, dirinya mendapat informasi dari atasannya di Jakarta bahwa suaminya bunuh diri.

“Bos menelpon dan bilang Ali bunuh diri di dalam mobil. Saya kaget, tapi sampai saat ini keluarga kami tidak percaya,” ujarnya.

Ia pun beberapa kali menjelaskan bahwa ia ingin suaminya mengetahui kejadian tersebut dengan meminta bukti.

“Saya coba minta bukti foto atau video, tapi Kapolri tidak memberikannya dan bilang dia kaget melihat kondisi Ali,” ujarnya.

Brigadir Ridall meninggalkan tiga orang anak.

Menurut istrinya, Brigadir Ridal akan bekerja sebagai asisten di Jakarta mulai tahun 2022.

Seringkali almarhum kembali ke Manado setiap tiga bulan sekali untuk bertemu keluarganya.

Namun Brigadir Ridal tidak akan kembali ke Manado pada Idul Fitri 2024.

Jadi Ali keluar rumah dan berangkat ke Jakarta sebelum puasa Maret dan baru pulang pada Idul Fitri, kata Novita. Novita Hussain, istri Brigadir Ridhal Ali Tom, terus menangis pada Minggu (28/4/2024). Novita bahkan kaget saat hendak menguburkan jenazah suaminya di dalam tanah. Dia menangis begitu keras hingga dia pingsan. (Mimbar Manado/Rhendi Umar)

Menurut Novita, seluruh keluarga menginginkan Brigadir Ridal kembali ke Manado.

Namun karena masih punya pekerjaan di Jakarta, permintaan tersebut ditolak.

“Saya minta ke Manado dulu, tapi mereka bilang saya masih punya pekerjaan, jadi saya tidak bisa pulang. Sebelumnya, keluarga saya di Manado mendapat kabar suaminya meninggal,” kata Novita.

“Awalnya kami tidak percaya dengan cerita tersebut, tapi ketika polisi Manado datang ke rumah tersebut, kami percaya.”

“Sebagai seorang istri, saya sangat sedih dengan pemberitaan tersebut karena almarhum adalah pria berkeluarga yang baik dan sangat penyayang,” tutupnya. kecurigaan pengamat

Sementara psikolog forensik Reza Indragiri Amriel menilai polisi terlalu cepat menyimpulkan Brigadir Ridal Ali Tom meninggal karena bunuh diri.

“Bagaimana polisi bisa langsung menyimpulkan bahwa itu adalah bunuh diri dalam beberapa jam?” kata Reza dalam acara malam Kompa di YouTube Kompas TV, Sabtu (27/4/2024).

Reza menduga Brigadir Ridall tewas karena senjata api (Senpi) yang dibawanya tak sengaja terjatuh saat mobil Toyota Alphard yang dikendarainya bertabrakan dengan kendaraan lain di lokasi kejadian.

“Bisa jadi kecelakaan, tapi sekali lagi polisi itu menembak dirinya sendiri dengan pistol,” ujarnya. Reza Indragiri Amriel (khusus)

Reza kemudian bertanya kepada polisi, jika penyebab meninggalnya Brigadir Ridal karena bunuh diri, maka perlu adanya pengusutan menyeluruh atas perbuatan korban yang atas dorongan atau paksaan pihak lain. .

Jika tudingannya benar, ia mengungkapkan polisi bisa saja menjatuhkan sanksi pidana terhadap pihak yang mendorong Brigadir Riddell mengakhiri hidupnya dengan menembak dirinya sendiri.

“Sebenarnya menurut saya kalau kita melihat ke belakang, jika ada ancaman atau pengaruh atau semacamnya terhadap para pegawai tersebut, maka daripada hanya menyebut satu kejadian saja, bisa saja ada kejadian sebelumnya yang bisa berakibat pidana.” “

“Dialah yang menyebabkan atau memerintahkan orang lain melakukan perbuatan mematikan dengan cara tersebut,” jelas Reza.

Kritikan Reza selanjutnya adalah terhadap laporan polisi yang hanya memberikan kesimpulan sementara mengenai penyebab meninggalnya Brigadir Ridal.

Pilihan diksi seperti itu, kata Reza, justru membuat masyarakat mempertanyakan dan meragukan kasus yang dibangun polisi.

“Jadi, alih-alih meyakinkan masyarakat tentang hasilnya, tuduhan keras yang dilontarkan polisi malah menimbulkan keraguan dan mengingatkan kita akan kejadian menyedihkan lainnya yang menimpa petugas polisi.” Seperti yang terjadi sebelumnya,” ujarnya.

Reza mengatakan seharusnya polisi melakukan pemeriksaan psikologis terlebih dahulu, ketimbang langsung menyimpulkan meninggalnya Brigadir Ridall karena bunuh diri.

Dia menjelaskan, ada dua langkah yang bisa dilakukan polisi untuk melakukan pemeriksaan psikologis.

Pertama, polisi bisa menanyai orang-orang dekat Brigadir Ridall apakah ada masalah dalam hidupnya.

Kedua, dengan memeriksa rekam medis terkait. Silakan hubungi kepolisian provinsi misalnya.

“Apakah ada catatan masalah psikis atau fisik yang dialami petugas polisi,” ujarnya. Alasan polisi menduga Brigadir Ridal bunuh diri

Kasat Reskrim Polres Metro Jakarta Selatan AKP Bintoro menjelaskan, korban meninggal dunia setelah melakukan bunuh diri.

Kesimpulan ini didapat berdasarkan rekaman CCTV di sekitar lokasi kejadian.

Lokasi kejadian adalah rumah pengusaha Indra Pratama.

Rekaman CCTV menunjukkan mobil hitam Alphard berhenti dan kemudian bergerak perlahan sebelum menabrak mobil putih di dekatnya.

Lampu rem Alphard menyala sebelum menabrak mobil berwarna putih itu.

Pria itu kemudian berlari menuju jendela pengemudi dan kemudian berlari ke arah lain.

Tak lama kemudian, seorang pria berkemeja hijau bergegas menuju pintu kiri mobil Alphard.

Dari CCTV kami melihat gambar kejadian. Berdasarkan keterangan para saksi, olah TKP dan bukti-bukti yang ada serta bukti CCTV, kami menyimpulkan sementara tersangka bunuh diri, AKP Bintoro . ujarnya seperti dikutip TribunnewsBogor.com. Minggu (28/4/2024).

(Tribunnews.com/Gilang Putranto, Yohanes Liestyo P, Malvyandie Haryadi, Abdi Ryandha Sakti) (TribunManado.com) (TribunnewsBogor.com)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *