Reporter Tribunnews.com Namira Yunia Lestanti melaporkan.
TRIBUNNEWS.COM, TEL AVIV – Peretas Iran diduga bertanggung jawab atas pemboman di jaringan kereta api berkecepatan tinggi Prancis, sehingga layanan transportasi umum terhenti menjelang pembukaan Olimpiade Paris 2024.
Tuduhan itu dilontarkan Menteri Luar Negeri Israel Israel Katz di laman media sosial.
“Sabotase infrastruktur kereta api di seluruh Prancis menjelang Olimpiade Paris 2024 direncanakan dan dilaksanakan di bawah pengaruh poros kriminal Iran dan Islam radikal,” tulis Katz di X, seperti dikutip Iranintl.
“Dunia bebas harus menghentikan Iran sekarang sebelum terlambat,” katanya.
Dalam posisinya, Katz juga memperingatkan Menteri Luar Negeri Prancis Stephane Sejourne untuk waspada karena Iran berencana melancarkan serangan teroris terhadap delegasi Israel dan seluruh peserta Olimpiade dalam waktu dekat.
“Kita harus lebih waspada untuk menggagalkan rencana mereka,” tulis Katz.
Lalu lintas Perancis terputus.
Afiliasi SNCF, Eurostar, mengumumkan bahwa kereta berkecepatan tinggi SNCF di Prancis mengalami kerusakan dan membatalkan beberapa perjalanan. Peristiwa ini berdampak pada perjalanan terkait Olimpiade Paris 2024.
London, akibat terganggunya jalur kereta berkecepatan tinggi LGV Atlantique antara Paris dan Bordeaux. Paris Sekitar seperempat penerbangan ke Brussels dan Amsterdam dibatalkan pada akhir pekan.
“Tindakan berbahaya yang terkoordinasi melanda beberapa jalur TGV tadi malam dan akan berdampak serius pada lalu lintas hingga akhir minggu ini,” kata Menteri Transportasi Prancis Patrice Vergiate pada X.
“Saya mengutuk keras tindakan kriminal yang akan membahayakan liburan banyak orang Prancis,” kata Patrice.
SNCF memperkirakan pembatalan perjalanan akan berdampak pada ribuan orang selama akhir pekan. Eurostar dan SNCF menawarkan perubahan perjalanan gratis untuk mengantisipasi gangguan transportasi selama Olimpiade Prancis.
Penumpang akan dialihkan ke rute domestik yang lebih lambat, memakan waktu sekitar satu setengah jam ke ibu kota Prancis.
Sementara itu, pejabat SNCF mengatakan mereka mengerahkan ribuan pekerja untuk memperbaiki kerusakan dan mencoba melanjutkan layanan.(iranintl/algemeiner)