Israel Tangkap Imam Al-Aqsa karena Ajak Doakan Haniyeh, Hamas Mengutuk

TRIBUNNEWS.COM – Imam Masjid Al-Aqsa, Syekh Ekrima Sabri, ditangkap polisi Israel setelah mengajukan permohonan kepada Kepala Biro Politik Hamas, Ismail Haniyeh.

Mengutip Anadolu Agency, kerabat Sabrin menyatakan bahwa polisi Israel menggerebek rumah Sabrin di Yerusalem Timur dan menangkapnya.

Saat Sabri ditangkap, Haniyeh disuruh salat saat dia tidak ada.

“Masyarakat di sekitar Yerusalem dan Masjid Al-Aqsa yang diberkati berduka atas meninggalnya Syahid Ismail Haniyeh,” kata Sabri dalam khotbahnya.

Polisi Israel mengatakan mereka sedang menyelidiki apakah kata-kata Sabri bersifat provokatif setelah khotbah tersebut.

Senada, pengacara Sabri, Hamza Katina, mengatakan polisi Israel sempat menutup rumah kliennya saat sidang pembahasan keputusan pencabutan izin tinggalnya.

Sekadar informasi, Sabri telah dipindahkan ke ‘Ruang 4’ di Pusat Investigasi Al-Maskobiya, yang dimaksudkan untuk penyelidikan warga Yerusalem yang dikutip dalam Palestine Chronicle.

Di sisi lain, pengacara Sabri lainnya, Khalid Zabarqa, mengatakan kepada Al Jazeera bahwa pernyataan kliennya tidak melanggar hukum di Israel.

Ia mengatakan, kesedihan Sabrina atas meninggalnya Haniyeh merupakan hal yang wajar.

Sementara berdasarkan video yang diunggah akun X @OnlinePalEng, Sabri tampak dikepung beberapa orang yang diduga polisi Israel.

Sambil berjalan menuju mobil berwarna putih itu. Hamas mengutuk hal itu

Hamas juga mengutuk penangkapan Sabri oleh Israel, dengan mengatakan “penahanan tersebut merupakan serangan langsung terhadap para ulama dan pemimpin agama, yang bertujuan untuk menghilangkan para pemimpin nasional dan agama yang berpengaruh serta tokoh-tokoh yang melindungi Arabisme di Yerusalem dan Islamisasi Masjid Al-Aqsa.”

Hamas, dikutip kantor berita Saba, mengatakan otoritas Israel bertanggung jawab atas keamanan Sabri.

“Kami mengutuk keras penangkapan khatib Masjid al-Aqsa Sheikh Ekrima Sabri oleh agen Zionis setelah dia berkhotbah pada hari Jumat dan berduka atas kematian Ismail Haniyeh, yang menjadi martir di Al-Aqsa,” kata Hamas dalam sebuah pernyataan.

Kini Hamas menyerukan negara-negara Arab dan Muslim di dunia untuk mengutuk penangkapan Syekh Sabri.

Tak hanya itu, Hamas menuntut agar otoritas Israel tidak terlibat dalam Al Aqsa. Dia pernah ditangkap dan diancam akan dibunuh

Sabreen tidak hanya ditangkap kali ini, dia juga menghadapi hal serupa pada tahun 2021.

Menurut Middle East Eye, dia ditangkap tanpa alasan di rumahnya.

Kejadian ini terjadi saat Anna sedang bersiap untuk sholat.

Selain itu, Sabri mendapat ancaman pembunuhan dari kelompok ekstremis Yahudi.

Pengacara Sabri mengatakan klien mereka berada dalam bahaya besar karena meningkatnya “fasisme” di masyarakat Israel.

Mereka juga menekankan bahwa pemerintah Israel harus menangani segala tindakan yang membahayakan Sabri.

Mereka juga meminta pasukan keamanan Israel untuk menyelidiki pembunuhan tersebut.

(Tribunnews.com/Johannes Liestyo Poervoto)

Artikel lain terkait konflik Palestina-Israel

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *