TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Tentara Israel melancarkan serangan terhadap pemukiman Palestina di Tepi Barat dan menangkap sedikitnya enam warga Palestina pada Minggu, 22 Desember 2024.
Informasi yang diberikan oleh Prisoners’ Affairs Group menyebutkan bahwa salah satu dari enam warga Tepi Barat yang ditangkap Israel adalah seorang anak yang terjun ke penjara.
Serangan militer Israel menargetkan daerah pemukiman Tulkarem, Nablus, Tubas dan Ramallah, berdasarkan informasi yang dikeluarkan oleh Asosiasi Tahanan Palestina, yang dikutip oleh Anadolu.
Penangkapan baru ini menjadikan jumlah warga Palestina yang ditahan oleh pasukan Israel di Tepi Barat sejak Oktober tahun lalu menjadi lebih dari 12.100 orang, termasuk mereka yang dibebaskan setelah ditangkap, menurut perkiraan Palestina.
Jumlah tersebut belum termasuk mereka yang ditangkap di Jalur Gaza yang jumlahnya diperkirakan mencapai ribuan. Seorang warga Palestina ditahan atas tuduhan “melempar batu” saat serangan Israel di Hebron, Tepi Barat pada 20 Desember 2024.
Dalam beberapa tahun terakhir, militer Israel sering melakukan serangan di Tepi Barat, yang meningkat pada awal perang Gaza pada 7 Oktober 2023.
Warga Palestina juga diserang secara brutal oleh warga ilegal Israel.
Setidaknya 824 warga Palestina tewas dan lebih dari 6.500 orang terluka oleh pasukan Israel di wilayah pendudukan, menurut Kementerian Kesehatan. Sebuah drone IDF menghantam sebuah rumah sakit di Gaza utara
Serangan drone Israel menyebabkan pemadaman listrik di rumah sakit di Gaza utara
Listrik padam di Rumah Sakit Kamal Adwan di Gaza utara pada hari Minggu setelah drone Israel menyerang pembangkit listrik dan tangki bahan bakar, Anadolu melaporkan.
Menurut saksi mata, serangan pesawat tak berawak Israel menghantam generator dan tangki bahan bakar di sebuah rumah sakit di Beit Lahia, menyebabkan pemadaman listrik total.
Marwan Al-Hams, direktur rumah sakit di Kementerian Kesehatan di Gaza, menggambarkan kondisi rumah sakit tersebut sangat buruk dan mengatakan staf medis telah dikurangi.
Pada hari Sabtu, direktur rumah sakit tersebut, Hussam Abu Safiya, mengatakan bahwa pusat medis tersebut menghadapi serangan “yang belum pernah terjadi sebelumnya” dari Israel yang menyebabkan banyak korban jiwa.
Israel terus melanjutkan operasi darat ekstensif di Gaza utara sejak 5 Oktober untuk mencegah berkumpulnya kembali kelompok perlawanan Palestina, Hamas.
Namun, warga Palestina menuduh Israel berusaha menduduki wilayah tersebut dan mengusir paksa penduduknya. Pemandangan Rumah Sakit Kamal Adwan yang rusak akibat serangan militer Israel di Beit Lahia, Gaza pada 27 Oktober 2024.
Sejak itu, tidak cukup bantuan kemanusiaan, termasuk makanan, obat-obatan dan bahan bakar, yang disalurkan ke wilayah tersebut, sehingga masyarakatnya berada di ambang kelaparan.
Serangan tersebut merupakan bagian terbaru dari perang brutal Israel di Gaza yang telah merenggut lebih dari 45.200 nyawa, sebagian besar perempuan dan anak-anak, sejak 7 Oktober 2023.
Pengadilan Kriminal Internasional bulan lalu mengeluarkan surat perintah penangkapan terhadap Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dan mantan Menteri Pertahanan Yoav Gallant atas tuduhan kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan di Gaza.
Israel juga menghadapi tuntutan genosida di Mahkamah Internasional atas perangnya di Gaza.