TRIBUNNEWS.COM – Israel tak lagi menjadi negeri orang kaya, akibat serangan militer Palestina terhadap Jalur Gaza.
Fenomena ini dilaporkan menjadi pertama kalinya dalam beberapa dekade Israel tidak lagi masuk dalam sepuluh besar tujuan para miliarder.
Hal ini berdasarkan Laporan Migrasi Kekayaan tahun 2024 yang dibuat oleh firma penasihat migrasi investasi internasional Henley & Partners.
“Pergeseran seismik ini menunjukkan bagaimana konflik dapat dengan cepat mengikis daya tarik negara kaya dan mobile-centric di seluruh dunia,” kata Dan Marconi, penasihat klien senior di Henley & Partners Israel.
Sebuah laporan oleh Henley & Partners menilai daya tarik berbagai pemerintahan terhadap individu kaya yang ingin memindahkan bisnis mereka jauh dari rumah.
Menurut Marconi, perang yang sedang berlangsung di Gaza tidak hanya merusak citra Israel sebagai negara yang aman, namun juga mengancam pencapaian ekonominya, menurut Palestine Chronicle.
Perusahaan menganalisis arus masuk dan arus keluar bersih individu-individu dengan kekayaan bersih tinggi dengan aset yang dapat diinvestasikan.
Ditambah setidaknya satu juta dolar. Tentara Israel menepati janjinya
Hingga saat ini, Pasukan Keamanan Israel (IDF) terus menyerang wilayah pendudukan Palestina di Jalur Gaza.
Israel sebelumnya mengumumkan gencatan senjata taktis mulai pukul 07.00 hingga 20.00 di Jalan Salah al-Din, yang membentang dari kawasan Rafah hingga Rumah Sakit Eropa Gaza, pada Minggu 16/16/2024, namun serangan terus berlanjut. .
Kebuntuan taktis dilaporkan terjadi ketika Israel mengatakan akan mengizinkan PBB untuk berkumpul dan memberikan bantuan ke Gaza.
Namun, Israel mengingkari janjinya, dan pada hari kedua Idul Adha, pasukan melancarkan serangan udara di Rafah timur, bagian paling selatan Jalur Gaza, menggunakan pesawat tempur.
Sembilan warga sipil Palestina tewas dalam insiden tersebut.
Menurut sumber medis di Rumah Sakit Eropa Gaza, sembilan orang tewas dan dibawa ke rumah sakit di Khan Yunis, Gaza selatan, bersama beberapa orang terluka, beberapa di antaranya dilaporkan dalam kondisi kritis.
Anadolu Agency melaporkan bahwa serangan Israel menargetkan para pedagang dan penjaga keamanan kargo swasta ketika mereka menunggu truk tiba di perlintasan kereta api Kerem Shalom di Jalur Gaza selatan.
Pada pagi hari yang sama, sebuah pesawat tak berawak Israel menyerang sebuah rumah di distrik Tel al-Sultan, sebelah barat kota Rafah, menewaskan satu warga sipil dan melukai lainnya.
Selain itu, satu warga Palestina tewas dan orang lainnya, termasuk anak-anak dan perempuan, terluka dalam pemboman Israel di kawasan Khirbat al-Adas.
Pada hari Senin, tentara Israel mengatakan mereka menguasai sekitar 70 persen kota Rafah di Jalur Gaza selatan.
Zionis bertujuan untuk mengakhiri kampanye militer mereka di wilayah tersebut dalam beberapa minggu.
Saat ini, serangan militer dilaporkan terkonsentrasi di distrik Tel Al-Sultan dan bagian timur Shaborah. Unduh Laporan Korban Gaza
Hingga saat ini, lebih dari 37.300 warga Palestina telah terbunuh di Gaza akibat serangan brutal Israel di Gaza.
Kebanyakan dari mereka adalah perempuan dan anak-anak.
Lebih dari 85.000 orang terluka, menurut pejabat kesehatan setempat.
Dalam kurun waktu lebih dari delapan bulan sejak perang Israel, sebagian besar Jalur Gaza telah hancur akibat kekurangan makanan, air bersih, dan obat-obatan.
(Tribunnews.com/Garudea Prabawati)