Laporan reporter Tribunnews.com Dennis Destryawan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Kepala Bagian Pendapatan Forexindo Berjangka, Ibrahim Assuaibi memperkirakan rupiah akan terus melemah akibat ketegangan di Timur Tengah pasca penyerangan Israel ke kamp pengungsi di Rafah.
Merujuk data Bloomberg, rupee melemah 101,5 poin atau 0,63 persen menjadi Rp 16.261,5 per dolar AS siang ini. Menurut Ibrahim, rupee akan terus melemah terhadap dolar AS akibat ketegangan di Timur Tengah.
“Ada kemungkinan pada bulan Juni rupiah akan mencapai level Rp 16.350 per dolar AS,” kata Ibrahim di Jakarta, Kamis (30/05/2024).
Ketegangan baru muncul setelah Israel menyerang Rafah. Mesir, Lebanon, Yaman, Suriah dan Iran akan kembali mengkritik Israel. Sehingga pengadilan internasional mengeluarkan ultimatum hingga Jerman bersedia menangkap Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu.
Faktor lainnya, Bank Sentral AS akan mempertahankan suku bunga tetap tinggi. Ada kemungkinan suku bunga akan naik lagi karena inflasi yang mendasarinya masih stagnan.
“Ini merupakan indikasi bahwa suku bunga tidak akan berubah,” kata Ibrahim.
Ketegangan di Timur Tengah, kata Ibrahim, akan mempengaruhi neraca perdagangan Indonesia. Ekspor dan impor akan menurun akibat konflik di Timur Tengah. Jalur perdagangan menghadapi kendala. Di Laut Merah, Houthi memantau kapal-kapal asing.
“Pemerintah harus memberikan stimulus berupa bantuan sosial atau bantuan langsung tunai. Supaya konsumsi masyarakat bisa kembali ke siklus yang lebih baik,” jelas Ibrahim.
Di sisi lain, kenaikan harga minyak akan berdampak pada pengurangan subsidi BBM khususnya pertalita, solar akan kembali mengalami pengurangan.
“Ini luar biasa karena dampaknya terhadap masyarakat cukup tinggi,” kata Ibrahim.
Ibrahim mengatakan, tidak menutup kemungkinan Bank Indonesia akan menaikkan suku bunga sebesar 50 basis poin pada Juli 2024.