Israel Murka, Putuskan Hubungan dengan Spanyol, Larang Konsultan Layani Warga Palestina

TRIBUNNEWS.COM – Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu secara resmi memutuskan hubungan diplomatik dengan otoritas Spanyol.

Selain itu, otoritas Israel juga melarang Konsulat Jenderal Spanyol di Yerusalem memberikan layanan kepada warga Palestina di Tepi Barat.

Pernyataan tersebut disampaikan Menteri Luar Negeri Israel Israel Katz di media sosial.

“Kami telah memutuskan untuk memutuskan hubungan dengan perwakilan Spanyol di Israel dan Palestina dan melarang konsulat Spanyol di Yerusalem memberikan layanan kepada warga Palestina dari Tepi Barat,” kata Katz kepada Anadolu Agency.

Tel Aviv mengambil langkah ini setelah Spanyol mengakui Palestina sebagai negara merdeka.

Dalam kesempatan itu, Spanyol juga menyerukan pembebasan Palestina dengan slogan “dari sungai ke laut”.

Menurut Katz, seruan ke Spanyol sama saja dengan menyebarkan gagasan anti-Semit.

Alasan inilah yang mendorong Israel mengambil tindakan drastis dengan memutus hubungan diplomatik dengan otoritas Spanyol.

“Jika orang bodoh dan penuh kebencian ini ingin memahami apa sebenarnya Islam radikal, ia harus mempelajari 700 tahun pemerintahan Islam di Al Andalus, yang sekarang dikenal sebagai Spanyol,” kata Katz. 144 negara mengakui Palestina

Tak hanya Spanyol, dua negara Eropa lainnya yakni Norwegia dan Irlandia juga sepakat mengakui kemerdekaan Palestina.

“Tidak akan ada perdamaian di Timur Tengah tanpa solusi dua negara. Tidak ada solusi dua negara tanpa Palestina. “Dengan kata lain, negara Palestina adalah syarat penting bagi perdamaian di Timur Tengah,” kata Perdana Menteri Norwegia Jon Gahr Store.

Pemerintah Norwegia telah resmi mengakui Palestina sebagai negara yang mempercepat perdamaian antara Palestina dan Israel.

Langkah ini juga diambil oleh pemerintah Irlandia yang memutuskan untuk mengakui Palestina sebagai negara mulai tahun 2024. 28 Mei

“Hari ini Irlandia, Norwegia, dan Spanyol mengumumkan bahwa kami mengakui pemerintah Palestina,” kata Perdana Menteri Irlandia Simon Harris dalam konferensi pers, seperti dikutip Al Jazeera.

Dengan bergabungnya ketiga negara tersebut ke dalam Uni Eropa, maka total negara di dunia yang mengakui kemerdekaan Palestina kini bertambah menjadi 144 negara.

Meskipun langkah ini bersifat simbolis, negara-negara tersebut menyatakan harapannya bahwa langkah ini akan memaksa Israel, Palestina, dan komunitas internasional untuk berupaya menuju solusi dua negara. Israel mengancam akan membalas

Netanyahu mengancam akan melakukan pembalasan terhadap negara-negara yang mengakui Palestina sebagai sebuah negara.

Ancaman tersebut disampaikan Netanyahu setelah banyak negara di kawasan Eropa bersatu untuk secara resmi mengakui negara Palestina.

“Tindakan ini merupakan anugerah bagi terorisme,” kata Netanyahu, menurut Washington Post.

“Kejahatan itu tidak dapat dikaitkan dengan suatu negara. “Ini akan menjadi negara teroris yang akan mencoba mengulangi pembantaian 7 Oktober berulang kali,” tambah Netanyahu.

Menteri keamanan nasional sayap kanan Israel Itamar Ben Gvir juga mengungkapkan hal yang sama.

Ben Gvir mengatakan, tindakan negara-negara Eropa yang mengakui negara Palestina ibarat memberikan hadiah kepada “penculik” yang bersembunyi di Gaza.

(Tribunnews.com/ Namira Yunia)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *