Israel Mau Gempur Lebanon, Koalisi Milisi Irak Ancam Kepentingan AS, Incar Pipa Minyak ke Yordania

Israel ingin menyerang Lebanon, koalisi milisi Irak mengancam kepentingan AS, ingin menyerang pipa minyak ke Yordania

TRIBUNNEWS.COM – Faksi Irak mengeluarkan pernyataan yang mengancam akan melancarkan serangan terhadap kepentingan Amerika Serikat (AS) di Irak dan kawasan jika Israel berperang melawan Lebanon.

Ancaman tersebut muncul setelah kelompok Irak yang dikenal sebagai Koordinasi Perlawanan Irak bertemu untuk membahas ancaman Israel untuk berperang melawan Lebanon dan Hizbullah.

Pernyataan tersebut menunjukkan bahwa operasi melawan kepentingan AS di Irak dan wilayah tersebut semakin meningkat, menekankan bahwa kepentingan-kepentingan ini menjadi target sah perlawanan Irak.

Pernyataan itu juga mengkritik proyek pipa minyak Aqaba-Basra, yang mereka gambarkan sebagai sumber daya Irak dalam jumlah besar tanpa manfaat ekonomi apa pun, dan dipandang sebagai langkah menuju normalisasi hubungan antara Irak dan Israel yang didukung AS.

Pipa yang sedang dibangun sepanjang 1.680 kilometer ini merupakan jalur alternatif ekspor minyak mentah Irak yang menargetkan produksi hingga 8 juta barel minyak mentah per hari pada tahun 2018.

Pipa tersebut direncanakan membentang dari Basra, Irak ke Najaf, selatan Bagdad, dan kemudian sepanjang perbatasan Saudi-Irak dengan Yordania hingga ujungnya di pelabuhan Aqaba, Yordania.

Berdasarkan laman Direktorat Jenderal Minyak dan Gas Bumi Kementerian ESDM, pipa Basra-Aqaba diperkirakan mampu mengalirkan 1 juta barel minyak mentah per hari. Proyek pipa Aqaba-Basra sepanjang 1.680 kilometer merupakan jalur alternatif ekspor minyak mentah Irak, yang bertujuan untuk memproduksi hingga 8 juta barel minyak mentah per hari pada tahun 2018.

Pembangunan pipa minyak ini merupakan bagian dari skema pembangunan pipa minyak mentah dari Basra ke tiga negara yaitu Yordania, Suriah, dan Turki.

Pipa utama dari Basra nantinya akan dipecah menjadi tiga pipa di kota Haditha, Irak utara, yang masing-masing mengarah ke tiga negara tersebut.

Proyek pipa Basra-Haditha sepanjang 1.000 kilometer dibiayai oleh pemerintah Irak, sedangkan proyek pembangunan pipa tiga negara, termasuk Haditha-Aqaba sepanjang 680 kilometer, ditawarkan kepada pihak eksternal.  Konteks regional

Sejak perang Gaza dimulai pada 7 Oktober, Hizbullah dan Israel hampir setiap hari mengebom perbatasan selatan Lebanon.

Ketegangan antara kedua belah pihak meningkat dalam beberapa hari terakhir, meningkatkan kekhawatiran akan perang skala penuh yang dapat memicu konflik regional. Seorang korban

Kekerasan antara Hizbullah dan tentara Israel selama lebih dari delapan bulan telah menyebabkan sedikitnya 482 orang tewas di Lebanon, sebagian besar dari mereka adalah pejuang Hizbullah dan 94 warga sipil, menurut penghitungan yang dikumpulkan oleh Agence France-Presse.

Menurut pihak berwenang Israel, setidaknya 15 tentara dan 11 warga sipil tewas di pihak Israel.

Pernyataan baru-baru ini dari kelompok-kelompok Irak yang didukung Iran menunjukkan meningkatnya ketegangan di kawasan dan kemungkinan konflik menyebar ke Irak jika Israel berperang melawan Lebanon.   Anggota Pasukan Mobilisasi Rakyat Irak (PMF) dan perlawanan Irak berpartisipasi dalam upacara dan prosesi pemakaman jet tempur yang tewas dalam serangan udara AS pada 25 Januari 2024 di Bagdad, Irak. Siap bergabung dengan Hizbullah.

Organisasi Perlawanan Islam Irak mengatakan mereka siap bergabung dengan Hizbullah Lebanon jika terjadi perang besar-besaran melawan Israel di utara.

Ditegaskan pula bahwa Irak tidak hanya bersolidaritas terhadap Gaza, namun juga mendukung Lebanon.

Kelompok perlawanan Irak menyatakan bahwa kelompok tersebut akan terus menyerang posisi musuh (Israel).

Irak menekankan bahwa operasinya adalah untuk mendukung rakyat Palestina.

Perlawanan Irak terdiri dari kelompok perlawanan di dalam negeri yang mengkoordinasikan kegiatan militer mereka selama perlawanan Islam di Irak.

Terkait perang Israel yang sedang berlangsung di Jalur Gaza dan ancaman perang Israel terhadap Lebanon, pernyataan berani tersebut disampaikan oleh Ketua Partai Asaib Ahl al-Haq Sheikh Qais Khazali pada Senin (24/06/2024), mengutip Anadolu Agency.

Seorang politikus Irak memperingatkan Amerika Serikat (AS) agar tidak membantu pendudukan Israel.

“Jika Israel menyerang Lebanon dan Hizbullah, hal itu akan merugikan kepentingan AS di Irak dan kawasan,” ujarnya. Irak mengebom sasaran-sasaran utama Israel

Irak mengumumkan bahwa mereka telah melakukan serangan pesawat tak berawak terhadap sasaran utama Israel, Umm al-Rashrash, di kota Eilat.

Penyerangan terjadi pada Rabu dini hari (26/06/2024).

Selain itu, sirene terdengar di pemukiman Israel.

Kelompok perlawanan Irak juga menyerang sasaran-sasaran utama di Umm al-Rashrash pada hari Minggu, dan mengatakan bahwa mereka juga mendukung rakyat Gaza dan kelompok perlawanan.

Dalam pernyataan singkatnya, Perlawanan Islam mengatakan operasi tersebut dilakukan sebagai solidaritas terhadap Jalur Gaza dan sebagai respons atas pembantaian yang dilakukan pendudukan Israel terhadap warga Palestina.

Termasuk anak-anak, wanita, dan orang tua.

Kelompok ini bersumpah akan terus menyerang kubu pendudukan Israel.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *