Tribune News.com – Dalam pernyataan yang dikeluarkan Rabu malam (29/5/2024), Israel menyatakan akan menguasai Poros Philadelphia, perbatasan Gaza dengan Mesir.
Hal ini melanggar perjanjian Israel dengan Mesir bahwa Poros Philadelphia mempertahankan zona penyangga di sepanjang perbatasan Mesir.
Juru bicara militer Israel Daniel Hagari kemarin mengumumkan bahwa pasukan Israel telah menguasai poros Philadelphia, yang disebut “pipa oksigen” dari gerakan perlawanan Islam Palestina, Hamas.
Militer Israel mengatakan puluhan terowongan dan lubang peluru telah ditemukan di sepanjang perbatasan.
Israel juga berspekulasi bahwa terowongan tersebut menghubungkan Rafah di sisi Palestina dengan Semenanjung Sinai di Mesir, klaim yang dibantah oleh Mesir.
Setelah mengatakan bahwa ia telah mengambil alih Poros Philadelphia, apa tujuan dan rencana Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu untuk Poros Philadelphia? Apa tujuan Netanyahu?
Netanyahu sebelumnya mengatakan penting bagi Israel untuk mengambil kendali poros Philadelphia, yang diyakini sebagai rute yang digunakan Hamas untuk mengangkut peralatan militer melalui terowongan di bawahnya menuju Jalur Gaza.
Pada tahun 2023 pada bulan Desember, Netanyahu mengatakan dia ingin Israel bekerja sama dengan Mesir dalam membangun tembok antijamur di sepanjang poros Philadelphia.
Namun Mesir berulang kali mengatakan tidak ada terowongan di sepanjang perbatasannya dengan Gaza.
“Koridor Philadelphia, atau lebih tepatnya titik pemberhentian di selatan (di Jalur Gaza), harus ada di tangan kita,” kata Netanyahu, Sabtu (30/12/2023), dikutip Al Arabi.
“Harus ditutup. “Jelas bahwa perjanjian lain apa pun tidak akan menjamin pelepasan pasukan yang kami perlukan,” tambahnya.
Netanyahu percaya bahwa dengan mengendalikan poros Philadelphia, Israel dapat mengendalikan aliran senjata dan pasokan agar tidak jatuh ke tangan Hamas.
Selain itu, Israel melarang warga Palestina bepergian dari Jalur Gaza ke Mesir dan sebaliknya tanpa kontrol ketat. Poros Philadelphia dan terowongan Hamas mengancam Israel
Poros Philadelphia atau Poros Salah al-Din adalah koridor perbatasan sepanjang 14 km antara Mesir dan Jalur Gaza.
Rekaman ini dirilis pada tahun 2010. Ini adalah bagian dari tahun 1979 Perjanjian perdamaian Israel-Mesir mensyaratkan pengendalian senjata untuk mencegah senjata memasuki Jalur Gaza.
Pada tahun 2005 Setelah Israel menarik pasukannya dari Jalur Gaza, Mesir bertanggung jawab penuh atas poros Philadelphia.
Berdasarkan perjanjian dengan Israel, Mesir mempertahankan porosnya, sedangkan Otoritas Palestina (PA) bertanggung jawab atas Jalur Gaza.
Pada tahun 2007 Ketika perang Hamas-Fatah pecah, Hamas menguasai Jalur Gaza dan hanya menguasai Palestina di Tepi Barat.
Israel menyusul ancaman Hamas, segera menutup Jalur Gaza melalui jalur darat, laut, dan udara.
Akibatnya, poros Philadelphia menjadi penghubung antara Gaza dan dunia luar, namun Israel mengatakan Hamas sedang membangun rute lain melalui terowongan di perbatasan, mengutip Al Jazeera. Jumlah korban
Israel masih melakukan serangan di Jalur Gaza antara Sabtu (10/7/2023) hingga Kamis (30/05/2024) yang menewaskan lebih dari 36.161 warga Palestina dan melukai 81.420 lainnya serta menewaskan 1.147 orang. Menurut Anadolu, di wilayah Israel.
Sebelumnya, Israel mulai mengebom Jalur Gaza setelah gerakan perlawanan Palestina Hamas melancarkan Operasi Al-Aqsa pada Sabtu (7/10/2023) untuk melawan pendudukan dan serangan Israel.
Pada tahun 2023 Pada akhir November, Israel memperkirakan terdapat sekitar 136 sandera di Jalur Gaza, 105 di antaranya telah ditukar dengan 240 tahanan Palestina.
Sementara itu, lebih dari 8.000 warga Palestina masih berada di penjara Israel, menurut tahun 2023. Desember. Dalam laporan dari The Guardian.
(Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)
Berita lainnya terkait konflik Palestina-Israel