Israel Kelabakan setelah Dokumen Intelijen AS Terkait Serangan ke Iran Bocor

TRIBUNNEWS.COM – Pejabat Israel mulai kebingungan setelah dokumen intelijen Amerika Serikat (AS) bocor di media sosial.

Dokumen intelijen merinci rencana Israel untuk menyerang Iran.

Dua dokumen dibocorkan oleh akun Telegram “Middle East Spectator”, mengklaim bahwa file tersebut dikirim oleh sumber Pentagon.

Dokumen pertama berjudul: “Israel: Angkatan Udara Melanjutkan Persiapan Serangan terhadap Iran dan Melakukan Latihan Pengerahan Pasukan Besar Kedua.”

File pertama ini menjelaskan berbagai kegiatan, termasuk penanganan rudal balistik dan rudal udara ke permukaan.

Sedangkan dokumen kedua berjudul: “Israel: Angkatan Bersenjata Lanjutkan Persiapan Amunisi Besar dan Aktivitas UAV Terselubung yang Hampir Tertentu untuk Menyerang Iran.”

Seorang pejabat Israel mengatakan kepada Axios bahwa lembaga pertahanan saat ini menangani kebocoran tersebut dengan sangat serius.

Saat ini, AS juga sedang menyelidiki kebocoran beberapa dokumen intelijen rahasia di media sosial.

Ketua Dewan Perwakilan Rakyat AS Mike Johnson mengatakan pada hari Minggu: “Penyelidikan sedang berlangsung dan saya akan diberi pengarahan mengenai hal itu dalam beberapa jam.”

“Kami mengawasinya dengan cermat,” kata Johnson, seperti dikutip The Times of Israel.

Badan Intelijen Geospasial Nasional dan Kantor Direktur Intelijen Nasional tidak segera menanggapi permintaan komentar.

Pentagon mengatakan sedang menyelidiki laporan kebocoran tersebut.

Seorang pejabat AS mengatakan dugaan kebocoran tersebut, meski sangat mengkhawatirkan, tidak akan mempengaruhi rencana serangan terhadap Iran.

The New York Times melaporkan bahwa para pejabat secara pribadi mengakui bahwa dokumen tersebut asli, namun kemungkinan besar dokumen tersebut hanya mewakili sebagian dari informasi yang dimiliki Amerika Serikat mengenai rencana sekutu terdekatnya. Detail konten dokumen

Informasi rahasia tersebut, dikutip dari Al Mayadeen, menggambarkan dugaan persiapan Angkatan Udara Israel untuk menyerang Iran. 

Dalam dokumen pertama, Angkatan Udara Israel melakukan latihan keterlibatan skala besar (LFE) kedua dari tanggal 15 hingga 16 Oktober, setelah latihan LFE pada tanggal 13 Oktober. 

Selain itu, TNI AU memproses rudal balistik yang diluncurkan dari udara (ALBM) dan melakukan operasi perlindungan kendaraan udara tak berawak (UAV). 

Dalam konteks ini, 16 rudal ALBM Golden Horizon dan 40 rudal yang diluncurkan dari udara Rocks serta senjata lainnya sedang dikerahkan di Pangkalan Udara Hatserim, Pangkalan Udara Ramat David, dan Pangkalan Udara Ramon. 

Pengisian bahan bakar udara dan pesawat pengintai lainnya juga dikerahkan selama ini. 

Dokumen kedua menilai penggunaan senjata, pertahanan udara, operasi udara, instalasi nuklir dan rudal, pasukan khusus dan angkatan laut pasukan pendudukan Israel. 

Tingkat penggunaan senjata ALBM dinilai sedang, sedangkan penggunaan amunisi berpemandu presisi tergolong rendah.

Selain itu, mereka fokus pada penggunaan rudal berkemampuan nuklir, khususnya Jericho II, dan penggunaan fasilitas nuklir, dengan mengatakan tidak ada aktivitas signifikan yang tercatat pada 16 Oktober.

(Tribunnews.com/Whiesa)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *