TRIBUNNEWS.COM – Rusia telah memperingatkan Israel untuk tidak memberikan perlindungan pesawat Patriot kepada Ukraina.
Jika negara Yahudi memenuhi tuntutan Amerika Serikat dan Ukraina untuk mengirimkan perangkat baterai M901 PAC-2, maka mereka akan menghadapi konsekuensinya.
Perwakilan Rusia untuk PBB, Vassily Nebenzia, mengatakan hubungan kedua negara terancam akibat perang.
“Saya yakin ini akan mempunyai konsekuensi politik,” kata duta besar Rusia, dilansir Russia Today, Selasa (2/7/2024).
Dia mengatakan Rusia tidak bermain-main dengan rencana Israel memproduksi baterai Patriot.
“Senjata-senjata ini, siapapun yang mengirimnya ke Ukraina, pada akhirnya akan hancur, seperti senjata Eropa Barat dan Amerika lainnya. Jelas,” kata Nbenzia.
Saat ini, Israel, Amerika Serikat, dan Ukraina sedang mendiskusikan kemungkinan penggunaan sistem pertahanan udara Patriot untuk melindungi wilayah udara Ukraina.
Seperti diketahui, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky meminta tujuh rudal Patriot dilindungi di wilayah udara negaranya.
Rudal Rusia berhasil karena pertahanan udara Ukraina sangat lemah.
Rudal Rusia telah menyerang infrastruktur di negaranya, sumber daya energi Ukraina dikatakan telah rusak hingga 80 persen, dan kini terjadi pemadaman listrik di seluruh negeri.
Oleh karena itu, Amerika Serikat mendorong Israel untuk mengirimkan senjata tersebut ke Ukraina. Negara ini memiliki delapan baterai M901 PAC-2 yang diproduksi pada tahun 1993 yang akan segera dihentikan karena penuaan dan akan digantikan oleh peralatan pelindung.
Financial Times melaporkan bahwa pemerintahan Netanyahu belum mencapai keputusan mengenai produksi baterai Patriot. Namun, tersiar kabar bahwa baterai tersebut akan dikirim ke Amerika terlebih dahulu baru kemudian ke Kiev.
Namun, saat ini Israel juga sedang dalam masalah. Oleh karena itu, meski senjata tersebut belum digunakan, dan hubungan Israel dan Hizbullah terus memanas, Israel khawatir akan terjadi perang dengan Lebanon. Hizbullah siap berperang dalam segala perang
Sebelumnya, dilansir BBC, pemimpin Hizbullah, Hassan Nasrallah, mengancam akan melancarkan perang tanpa batas dan tanpa hukum apa pun terhadap Israel.
Nasrallah mengatakan hal itu untuk mengenang wafatnya pemimpin utama Hizbullah Taleb Abdallah. Rudal Patriot (Strana)
Tak hanya Israel, Nasrallah mengancam akan menghancurkan negara Siprus yang dianggap dipersenjatai pasukan Israel sehingga akan menghancurkan Palestina. Dan nampaknya hal ini berbahaya bagi Hizbullah di Lebanon.
Hizbullah yang didukung Iran menanggapi pembunuhan Abdallah, yang juga dikenal sebagai Abu Taleb, pada 12 Juni dengan beberapa roket yang ditembakkan ke Israel utara. Lebih dari 200 peluru ditembakkan dalam satu hari, menurut tentara Israel, dan tidak menimbulkan kerusakan apa pun.
Ini adalah serangan terburuk sejak perang dimulai pada bulan Oktober, yang meningkatkan kekhawatiran bahwa pertempuran tersebut, baik disengaja atau tidak, dapat berubah menjadi konflik besar.