Laporan Jurnalis Tribunnews.com Namira Yunia Lestanti
TRIBUNNEWS.COM, KAIRO – Pasukan Israel terlibat baku tembak dengan pasukan Mesir di perbatasan Rafah yang dekat dengan Mesir dan Jalur Gaza, yang mengakibatkan seorang anggota pasukan keamanan Mesir dilaporkan tewas.
Penyebab penembakan belum diketahui, namun lembaga penyiaran publik Israel mengatakan penembakan terjadi karena orang Mesir melepaskan tembakan terlebih dahulu dan tentara Israel bertindak untuk membela diri.
Sementara itu, dua sumber keamanan Mesir mengatakan penembakan terjadi setelah seorang tentara Mesir yang ditempatkan di menara penjaga bereaksi ketika melihat kendaraan lapis baja yang membawa pasukan Israel melintasi garis demarkasi dekat perbatasan.
Saat itu, tentara Israel terlihat mengejar dan membunuh beberapa warga Palestina.
Alasan ini membuat marah pasukan Mesir sehingga mereka menembaki Israel. Hal ini memicu baku tembak antara kedua belah pihak dan berakhir dengan tewasnya seorang tentara Mesir sekaligus melukai pasukan Israel.
Pemerintah di Tel Aviv dan Kairo sejauh ini masih bungkam mengenai pembakaran tersebut, namun menurut Anadolu, Mesir saat ini mulai melakukan penyelidikan awal atas insiden penembakan yang menewaskan seorang tentara Mesir.
– Angkatan bersenjata Mesir dengan bantuan otoritas terkait sedang melakukan penyelidikan atas insiden penembakan di kawasan perbatasan Rafah yang menewaskan penanggung jawab keamanan, kata juru bicara militer Mesir Kolonel Abdel-Hafez Gharib yang . pepatah Anadolu. .
“Kami memperingatkan agar tidak membahayakan keselamatan dan keamanan personel keamanan Mesir yang ditempatkan di perbatasan,” tambahnya.
Akibat penembakan tersebut, hubungan Mesir dan Israel kini renggang, apalagi belakangan ini Israel kerap menuduh Mesir membuat warga sipil kelaparan di Gaza pasca penutupan Rafah sehingga bantuan kemanusiaan tidak bisa masuk.
Perlu diketahui, Mesir dan Israel terlibat dalam 4 perang besar. Perang Yom Kippur tahun 1973 adalah yang terakhir.
Tidak lama setelah konflik ini, kedua negara sepakat untuk menandatangani Perjanjian Perdamaian Camp David pada bulan September 1978.
Dalam perkembangannya, Mesir dan Israel memiliki hubungan yang damai, meski sebenarnya bisa dikatakan tidak terlalu “bersahabat”. Selama periode Arab Spring, Israel juga mengkhawatirkan hubungannya dengan Kairo.
Keretakan hubungan Israel dan Mesir kembali memanas setelah Perdana Menteri Mesir Benyamin Netanyahu mengirimkan pasukannya untuk melakukan operasi militer di kota perbatasan Rafah, Mesir.
Tak berhenti sampai disitu, negara Zionis juga memerintahkan ratusan ribu warga Palestina meninggalkan kota Rafah menuju kawasan perbatasan Rafah dekat Mesir. Untuk mempercepat migrasi ini, Israel bahkan mengirimkan lebih banyak tank.