TRIBUNNEWS.COM – Hizbullah mendapat pukulan telak pada Jumat (20/9/2024) setelah serangan udara Israel menewaskan 16 anggota unit elit Hizbullah, Pasukan Radwan, di distrik Dahiya, Beirut, Lebanon. di malam hari
Dua pemimpin senior Hizbullah, Ibrahim Aqeel dan Ahmed Mahmoud Wehbe, tewas dalam serangan itu.
Menurut pejabat Lebanon, 38 orang tewas dalam serangan itu, termasuk tiga anak-anak dan tujuh wanita.
Menurut sumber yang dekat dengan Hizbullah, Ibrahim Akil menjadi sasaran dalam pertemuan dengan para pemimpin lapangan pasukan Radwan Hizbullah.
Sebuah F-35 Israel menyerang kompleks Al Khaim di distrik Dahiya di pinggiran selatan Beirut dengan empat rudal, menargetkan pertemuan rahasia di sebuah terowongan.
Tentara Israel telah menerima informasi tentang pertemuan rahasia langka pimpinan tentara Radwan yang diadakan di sebuah terowongan bawah tanah.
“Semua pemimpin yang tewas dalam serangan Dahiya berasal dari pasukan al-Radwan, yang berperan dalam pelatihan, mempersenjatai dan melatih,” kata sumber Al Arabiya. 16 anggota utama milisi Hizbullah terbunuh: Ibrahim Aqel Ahmed Mahmoud Mohammad Hassan Mohammad Hassan Hassan Hassan Hassan Hassan Hassan Hassan Abdel Sater Mahdi Jammul Jamuin.
Pada tanggal 8 Oktober 2023, Hizbullah bergabung dengan perlawanan dengan menyerang sasaran militer Israel di Lebanon selatan, Wilayah Pendudukan Palestina, dan Israel utara.
Hizbullah telah bersumpah untuk tidak menghentikan serangannya sampai Israel mengakhiri pendudukannya di Jalur Gaza, mencabut blokade terhadap Jalur Gaza dan menjamin datangnya bantuan kemanusiaan ke Palestina.
Sementara itu, sekutu Israel Amerika Serikat (AS) menyatakan akan berusaha mencegah perang antara Israel dan Hizbullah di Lebanon melalui upaya diplomasi.
Juru bicara Dewan Keamanan Nasional AS John Kirby mengatakan pada hari Jumat: “Kami masih yakin ada waktu dan tempat untuk solusi diplomatik.”
“Kami pikir ini adalah cara terbaik untuk maju. Perang di Garis Biru tidak bisa dihindari dan kami akan melakukan segalanya untuk menghindarinya,” katanya.
Saat ini Israel terus melanjutkan serangannya di Jalur Gaza, sejak Sabtu (7/10/2023) hingga Kamis (19/09/2024) jumlah korban tewas warga Palestina telah melampaui 41.272 orang dan melukai 95.551 orang. dan 1.147 kematian di wilayah Israel, menurut jaringan berita Palestina.
Israel mulai melakukan pengeboman di Jalur Gaza setelah gerakan perlawanan Palestina Hamas melancarkan Operasi Banjir Al-Aqsa pada Sabtu (7/10/2023) untuk melawan pendudukan dan kekerasan Israel di Al-Aqsa sejak tahun 1948.
Israel mengklaim menyandera 101 orang Hamas di Jalur Gaza setelah menukar 105 sandera dengan 240 tahanan Palestina pada akhir November 2023.
(Tribunnews.com/Unitha Rahmayanti)
Berita lainnya terkait konflik Palestina-Israel