Israel membunuh banyak warga sipil Gaza, Prancis mencabut larangan perusahaan Israel berpartisipasi dalam pameran senjata.
TRIBUNNEWS.COM- Israel membunuh banyak warga sipil dari Gaza, tetapi Prancis mencabut larangan perusahaan Israel berpartisipasi dalam pameran senjata Eurosatory 2024.
Prancis membatalkan larangan perusahaan Israel berpartisipasi dalam pameran senjata.
Larangan ini awalnya diberlakukan sebagai tanggapan atas invasi Israel ke Rafah, yang menurut pemerintah Prancis ditentang.
Pengadilan Prancis telah membatalkan larangan yang dikenakan terhadap produsen senjata Israel untuk berpartisipasi dalam pameran senjata internasional bergengsi di Paris minggu ini, Israel Hayom melaporkan pada 18 Juni.
Pengadilan Niaga di Paris menyatakan bahwa mencegah perusahaan-perusahaan Israel berpartisipasi dalam Eurosatory 2024, pameran senjata terbesar di dunia, “adalah diskriminatif, dan oleh karena itu harus dihentikan.”
Larangan pertama yang dijatuhkan oleh pengadilan tersebut diresmikan dua minggu lalu sebagai tanggapan atas tekanan dari kelompok pro-Palestina atas invasi Israel ke Rafah, namun kini akan ditangguhkan untuk sementara waktu.
Pada tanggal 15 Juni, larangan tersebut diperluas tidak hanya mencakup perusahaan-perusahaan Israel, tetapi juga “siapa pun yang dapat bertindak sebagai perantara.” Keputusan tersebut secara efektif melarang karyawan perusahaan pertahanan Israel menghadiri pameran senjata lima hari, yang dimulai pada hari Senin.
Pada saat pengumuman pertama, Kementerian Pertahanan Perancis mengeluarkan pernyataan yang mengatakan: “Kondisi tidak lagi cocok untuk menampung perusahaan-perusahaan Israel di pameran Paris, karena seruan presiden Perancis untuk menghentikan operasi IDF di Rafah.”
Pejabat Israel kemudian mengajukan banding atas keputusan tersebut.
Perusahaan senjata Rusia dan Belarusia telah dilarang berpartisipasi dalam pameran tersebut sejak tahun 2022, setelah dimulainya perang dengan Ukraina.
Industri senjata Israel terus mendapatkan keuntungan karena militernya dapat menguji dan menunjukkan efektivitas sistem senjata yang diproduksi dalam negeri sambil membunuh puluhan ribu warga Palestina di Gaza.
Pada tanggal 17 Juni, Reuters melaporkan bahwa ekspor pertahanan Israel akan meningkat hingga mencapai rekor $13,1 miliar pada tahun 2023.
Kementerian Pertahanan mengatakan bahwa sekitar 36 persen ekspornya adalah rudal, roket dan sistem pertahanan udara, diikuti oleh radar dan peperangan elektronik, stasiun senjata dan peluncur masing-masing sebesar 11 persen, dan pesawat terbang yang dilengkapi dengan avionik sebesar 9 persen.
Reuters menambahkan bahwa ekspor pertahanan diperkirakan meningkat menjadi $12,5 miliar pada tahun 2022 dan meningkat dua kali lipat dalam lima tahun terakhir.
(Sumber: Buaian)