Israel Bangun Zona Penyangga di Gaza, IDF Siap Tembak Pelanggar

TRIBUNNEWS.COM – Tentara Israel menyatakan telah menyelesaikan sebagian besar pembangunan zona keamanan di Jalur Gaza.

Menurut media Yahudi Yedioth Ahronoth, zona penyangga ini meluas hingga kedalaman 1-2 kilometer dari perbatasan Gaza.

Pengembangan ini bertujuan untuk memantau pergerakan di area tersebut menggunakan sistem pengawasan dan pencitraan canggih.

Pesan tersebut menyatakan bahwa tentara Israel akan menembak mereka yang mencoba memasuki zona penyangga.

Hal ini akan menjadikan Jalur Gaza sebagai penjara terbuka terbesar di dunia, dengan kontrol yang lebih ketat dibandingkan sebelum blokade.

Dalam upaya menciptakan zona aman, tentara Israel telah menghancurkan lebih dari 600 bangunan di sekitar Jalur Netzarim di Gaza tengah dalam tiga bulan terakhir.

The New York Times melaporkan bahwa perkembangan tersebut mengarah pada rencana jangka panjang untuk mendirikan setidaknya 19 yayasan besar dan banyak yayasan kecil di seluruh wilayah.

Pembangunan di Netzarim merupakan upaya untuk mencegah warga Palestina kembali ke rumahnya di bagian utara Jalur Gaza.

Kontrol yang kuat terhadap Koridor Netzarim memungkinkan tentara Israel mengendalikan pergerakan Palestina dan mencegah ratusan ribu pengungsi kembali akibat pemboman. Rencana jangka panjang dan koneksi potensial

Dr HA Hellier, pakar keamanan di Asia Barat, percaya bahwa membangun zona keamanan ini adalah bagian dari rencana jangka panjang Israel.

Menurutnya, pemisahan Gaza bagian utara, sesuai rencana yang dibuat oleh mantan gubernur Jorah Eiland, berpotensi memungkinkan integrasi permanen komunitas Gaza dan Yahudi ke dalam wilayah tersebut.

“Saya sangat berharap bagian utara akan berkembang seperti Koridor Netzarim,” kata Dr. Hellier.

Dia menambahkan bahwa Israel mungkin akan segera membangun pemukiman baru di Gaza utara dan menyebutnya sebagai tentara asing.

Pembangunan zona penyangga di Jalur Gaza oleh Israel telah menimbulkan kekhawatiran mengenai dampaknya terhadap warga Palestina dan potensi pendudukan wilayah tersebut.

Dengan kontrol yang semakin ketat, situasi di Jalur Gaza bisa menjadi lebih rumit dan berbahaya bagi kehidupan masyarakat di sana.

(Tribunnews.com, Andari Wulan Nugrahani)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *