Israel Ajukan Tawaran Baru ke AS: Bebaskan Sandera dan Usir Yahya Sinwar dari Gaza

TRIBUNNEWS.COM – Israel telah mengajukan proposal gencatan senjata baru ke Amerika Serikat.

Tawaran tersebut mencakup pembebasan seluruh sandera Israel dan perjalanan yang aman dari Jalur Gaza bagi pemimpin Hamas Yahya Sinwar dan pihak lain yang ingin pergi bersamanya.

“Perjanjian tersebut juga mencakup pembebasan tahanan Palestina, perlucutan senjata di Jalur Gaza, penerapan mekanisme pemerintahan Jalur Gaza, dan penghentian permusuhan,” tulis surat kabar KAN Israel, Kamis (19/9/2024).

Proposal tersebut disebut “Perjanjian Penarikan Aman”.

Sementara itu, keluarga para sandera menuntut Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu secara terbuka menyatakan sikapnya terhadap proposal yang diajukan.

Mereka juga meminta Netanyahu untuk mengatasi masalah ini dalam pidatonya di PBB minggu depan.

“Kami menyambut baik usulan baru Netanyahu, yang bertujuan untuk memperkuat keamanan Israel dan membuka jalan bagi solusi regional yang komprehensif,” kata beberapa keluarga sandera kepada KAN.

“Perdana Menteri (Netanyahu) harus melaksanakan usulan yang dia usulkan dengan keberanian, tekad, dan kecepatan,” lanjutnya.

Seorang pejabat senior Israel mengomentari usulan tersebut, memperingatkan bahwa perundingan gencatan senjata yang ditengahi oleh Mesir, Qatar dan Amerika Serikat memiliki banyak celah.

“Dengan mempertimbangkan kesulitan yang dihadapi selama perundingan dan faktor waktu yang sangat penting bagi kehidupan para tahanan, kami telah mengusulkan rencana kedua untuk mempersingkat fase (Rencana B),” kata pejabat tersebut.

“Jika Sinwar pergi dan perang berakhir, ini akan memungkinkan tercapainya kesepakatan lebih cepat dan memungkinkan kita mencapai tujuan perang,” lanjutnya. Israel menyediakan jalan keluar yang aman ke Yahya Sinwar

Awal bulan ini, pejabat senior Israel Gar Hirsch mengumumkan bahwa Israel bersedia mengizinkan Yahya Sinwar meninggalkan Gaza dengan aman dengan imbalan pembebasan sandera yang ditahan oleh Hamas.

“Kami siap memberikan perjalanan yang aman bagi Sinwar, keluarganya, dan siapa pun yang ingin bergabung dengannya,” kata Gal Hirsch, pejabat pemerintah Israel yang menangani krisis penyanderaan, dalam wawancara dengan Bloomberg pada Selasa (10/9). /2024).

Ia juga menjelaskan, usulan yang didampingi Yahya Sinwar itu akan menghilangkan kendali Hamas atas Gaza, melucuti senjata Hamas, dan mengakhiri pertempuran di Jalur Gaza.

Sementara itu, sumber Hamas mengatakan usulan itu konyol. Korban jiwa di koridor Gaza

Saat ini, Israel terus melanjutkan agresinya terhadap Jalur Gaza. Sejak Sabtu (7/10/2023) hingga Kamis (19/09/2024), lebih dari 41.272 warga Palestina tewas dan 95.551 orang luka-luka. Menurut Jaringan Berita Palestina, 1.147 orang tewas di Israel.

Sebelumnya, gerakan perlawanan Palestina Hamas melancarkan Operasi Banjir Al-Aqsa pada Sabtu (10 Juli 2023) untuk memerangi pendudukan Israel dan kekerasan terhadap Al-Aqsa sejak tahun 1948, setelah itu Israel mulai mengebom zona Gaza.

Israel mengklaim setelah menukar 105 sandera dengan 240 tahanan Palestina pada akhir November 2023, 101 sandera masih ditahan hidup-hidup oleh Hamas di Jalur Gaza.

(Tribunnews.com/Unitha Rahmayanti)

Berita lainnya terkait konflik Israel-Palestina

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *