Ismail Haniyeh Tewas di Teheran usai Hadiri Inagurasi Presiden Iran Baru Masoud Pezeshkian

TRIBUNNEWS.COM – Ismail Haniyeh, Kepala Biro Politik Hamas, tewas bersama pengawalnya di Teheran, Iran pada Rabu (31/7/2024) waktu setempat.

Menurut keterangan resmi Hamas, Haniyeh tewas akibat serangan Israel.

BBC menyebutkan kematian Haniyeh terjadi usai menghadiri upacara pelantikan pasca pelantikan presiden baru Iran, Massoud Pezhezkiyan, yang dilantik pada Selasa (30/7/2024).

Sementara itu, CNN mengutip Garda Nasional Iran (IRGC) yang mengatakan bahwa mereka terus melakukan penyelidikan atas kematian Haniyeh.

IRGC mengatakan Haniyeh dan pengawalnya dibunuh di kediamannya di Teheran.

“Kediaman Ismail Haniyeh, kepala Biro Politik Hamas, diserang di Teheran, mengakibatkan kematian dia dan salah satu pengawalnya,” demikian pernyataan resmi IRGC.

Dalam kesempatan yang sama, IRGC juga turut berduka cita atas meninggalnya Haniyeh.

Sebagai informasi, Haniyeh mulai menduduki posisi teratas Hamas pada tahun 2006 ketika ia memenangkan pemilu dan menjabat sebagai Perdana Menteri Palestina hingga tahun 2014.

Selain itu, Haniyeh juga pernah menjadi Perdana Menteri Otoritas Nasional Palestina, namun diberhentikan oleh Presiden Palestina Mahmoud Abbas.

Setelah itu, ia menggantikan Khalid Mashal sebagai kepala biro politik Hamas pada tahun 2017.

Dikutip dari Aljazeera, sebenarnya Haniyeh merupakan tokoh senior dan pemimpin Hamas selama lebih dari 20 tahun.

Di sisi lain, ia merupakan salah satu orang terkenal yang masuk dalam daftar teroris global ketika Donald Trump menjabat sebagai presiden AS.

Hal ini merupakan konsekuensi dari tindakan Trump setelah mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel dan mendukung pemerintahan Israel yang dipimpin oleh Perdana Menteri Benjamin Netanyahu. 70 anggota keluarga Haniyeh tewas akibat serangan Israel

Sebelumnya, 70 anggota keluarga Haniya tewas akibat serangan Israel.

Kematian anggota keluarga Haniyeh terjadi pada 25 Juni 2024, ketika serangan udara Israel menghantam kamp pengungsi Shati di Gaza utara, Al Jazeera melaporkan.

Dalam penyerangan ini, 10 anggota keluarga Haniya tewas, termasuk adiknya Zahar Haniya.

Juru bicara Badan Pertahanan Sipil Gaza Mahmoud Basal mengatakan 10 orang tewas dalam serangan itu, termasuk Zahar Haniyeh, saudara perempuan Kepala Biro Politik Hamas Ismail Haniyeh.

Haniyeh mengatakan, 70 anggota keluarganya tewas sejak pecah perang di Gaza pada 7 Oktober 2023.

Hal itu terlihat dari pengakuan Haniyeh dalam wawancara dengan Aljazeera Arab pada 10 April 2024.

Saat itu, Haniyeh mengatakan tiga anaknya, Hazem, Amir dan Mohammed, serta cucu-cucunya tewas akibat serangan Israel saat liburan Idul Fitri di Gaza.

Ia mengungkapkan, anak cucunya berencana mengunjungi kerabatnya untuk merayakan Idul Fitri di kamp pengungsi Shati.

Saat itu, Haniyeh mengungkapkan, akibat meninggalnya ketiga anak dan cucunya, total ada 60 anggota keluarga yang meninggal.

“Melalui darah para syuhada dan penderitaan mereka yang terluka, kita akan menciptakan harapan, kita akan menciptakan masa depan, kita akan menciptakan kebebasan dan kebebasan bagi rakyat dan negara kita,” ujarnya, didampingi sekitar 60 anggota keluarganya. , termasuk keponakannya. dan keponakan perempuan, terbunuh sejak awal perang.

Haniyeh mengutuk kebrutalan Israel, yang juga menargetkan keluarganya.

Namun, saat itu, dia menekankan bahwa para pemimpin Hamas tidak akan mundur meski keluarga dan rumah mereka menjadi sasaran.

“Musuh kriminal ini didorong oleh semangat balas dendam dan pembunuhan serta pertumpahan darah dan tidak mematuhi norma atau hukum apa pun,” kata Haniyeh.

“Kami telah melihat pelanggaran terhadap segala hal di tanah Gaza. Ini adalah perang pembersihan etnis dan genosida. Ada pengungsian massal,” tegasnya.

(Tribunnews.com/Yohanes Liestyo Poerwoto)

Artikel lain terkait konflik Palestina vs Israel

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *