Ismail Haniyeh Tewas di Iran, Pasukan Nasional dan Islam Palestina Gelar Aksi Mogok Kerja Massal

TRIBUNNEWS.COM – Pasukan Nasional dan Islam Palestina (PNIF) mengumumkan pemogokan umum.

Langkah ini diambil sebagai respons atas terbunuhnya Ismail Haniyeh, kepala biro politik kelompok bersenjata Palestina Hamas.

Tak hanya itu, PNIF juga menggelar aksi demonstrasi massal.

PNIF mengutuk keras Israel atas pembunuhan Israel Haniyeh.

“Pembunuhan pemimpin besar nasional Ismail Haniyeh adalah bagian dari terorisme negara Zionis dan perang pemusnahan, pemusnahan dan pembunuhan, karena komunitas internasional tidak menghentikan perang dan tidak mengadili para penjajah,” kata pemerintah Palestina dalam sebuah pernyataan. . dari Anadolu Agency.

Mereka juga menegaskan bahwa tindakan Israel adalah tindakan pengecut dan bahwa PNIF tidak akan terdemoralisasi oleh kekejaman Zionis.

“Membunuh para pengecut ini tidak akan mematahkan semangat perjuangan dan pembelaan rakyat kita, justru akan menambah tekad dan tekad kita untuk meneruskan hak, tekad, perjuangan dan perjuangan kita menuju kebebasan dan kemerdekaan,” kata PNIF.

Liburan tersebut diadakan di seluruh kota dan wilayah Tepi Barat.

Semua masjid di Tepi Barat berduka atas kematian Haniyeh.

Sebagai informasi, Korps Garda Revolusi Islam (IRGC) Iran mengumumkan pemimpin Hamas Ismail Haniyeh tewas di Teheran.

Menurut kantor berita Sepah: “Kepala kantor politik Kelompok Perlawanan Islam Hamas, Ismail Haniyeh, diserang di Teheran, dia dan salah satu pendukungnya terbunuh.” Situs Korps Garda Revolusi Islam mengutip Al-Arabiya tentang hal ini.

Haniyeh terbunuh saat menghadiri upacara pelantikan presiden baru Iran, Masoud Pezeshkiah.

Haniya tiba di Teheran pada Selasa (30/7/2024).

Dia bertemu dengan Pezeshkian dan pemimpin agama tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei.

Menurut berita Iran, serangan udara itu dilakukan sekitar pukul 02.00 waktu setempat.

Dalam pernyataannya, Hamas berduka atas kematian Haniyeh, yang terbunuh akibat “serangan berbahaya Zionis terhadap kediamannya di Teheran.”

Meski belum ada pihak yang mengaku bertanggung jawab atas pembunuhan tersebut, kecurigaan segera beralih ke Israel.

Israel telah bersumpah untuk membunuh Haniyeh dan para pemimpin Hamas lainnya setelah serangan 7 Oktober 2023.

Haniya sendiri tinggal di pengasingan dan membagi waktunya antara Turki dan Qatar.

Selama perang, ia bertemu dengan presiden Turki dan Iran dan mewakili Iran dan Turki secara diplomatis.

(Tribunnews.com/Farrah Putri)

Artikel lain yang berhubungan dengan Ismail Haniyeh

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *