Ismail Haniyeh Dimakamkan, Senior Hamas: Perlawanan Tak Akan Berakhir dengan Syahidnya Pemimpin Kami

TRIBUNNEWS.COM – Ismail Haniyeh, kepala kantor politik Hamas, telah dimakamkan di Qatar.

Dia dibunuh di ibu kota Iran, Teheran, pada Rabu (31/8/2024), Al Jazeera melaporkan.

Seorang pejabat senior Hamas, Khalil al Hayya, mengatakan di Teheran bahwa Haniyeh terkena serangan rudal langsung di lokasi resmi di Teheran tempat dia tinggal.

Ismail Haniyeh dimakamkan di pemakaman Lusail setelah pemakaman pada hari Jumat di Masjid Iman Mohamed Ibn Abdul Wahhab di ibu kota Qatar, Doha.

Peti matinya yang dibalut bendera Palestina dibawa dalam prosesi oleh ratusan orang, bersama peti mati pengawalnya yang meninggal bersama Haniyeh.

Menurut Al Mayadeen, di antara yang berkabung pada upacara tersebut adalah Khaled Meshaal, mantan pemimpin senior dan pemimpin Hamas di luar negeri.

Pejabat senior Hamas dan pejabat Qatar Sheikh Tamim bin Hamad al Thani juga hadir.

Pejabat senior Hamas Sami Abu Zuhri mengatakan kepada Reuters melalui telepon: “Pesan kami hari ini kepada pendudukan (Israel) adalah bahwa Anda tenggelam dalam lumpur dan akhir hidup Anda semakin dekat dari sebelumnya. Darah Haniyeh mengubah keseluruhan keadaan.”

Pejabat senior dan pelayat dari kelompok Palestina yang menghadiri pemakaman Haniyeh menegaskan bahwa perlawanan mereka terhadap Israel semakin meningkat.

Kematiannya merupakan salah satu dari beberapa pembunuhan terhadap tokoh senior Hamas saat perang Israel di Gaza mendekati bulan ke-11.

Kematian Haniyeh juga menimbulkan kekhawatiran konflik akan menyebar ke seluruh Timur Tengah.

Hamas dan Iran menyalahkan Israel atas pembunuhan Haniyeh dan bersumpah akan membalas dendam. Perlawanan tidak akan berakhir

Khaled Suleiman, yang termasuk di antara mereka yang berkabung di masjid tersebut, mengatakan kepada Reuters: “Hari ini kami menekankan bahwa perlawanan tidak berakhir dengan kematian pemimpin dan bahwa pemimpin baru akan muncul di belakang para pemimpin.”

Insya Allah kita semua akan terus berjuang dan kita semua akan berada di jalan pembebasan Masjid Al Aqsa, Palestina dan Gaza, Insya Allah. Lihat foto warga Iran berjalan di jalanan Teheran, Iran, menjelang pemakaman pemimpin Hamas Ismail Haniyeh pada 1 Agustus 2024.

Serangan Haniyeh adalah salah satu dari beberapa serangan baru-baru ini yang menewaskan beberapa tokoh senior Hamas atau Hizbullah dalam konflik tersebut, yang kini telah menyebar dari Jalur Gaza ke Laut Merah hingga Lebanon dan sekitarnya.

Haniyeh bertanggung jawab atas diplomasi internasional untuk Hamas saat serangan Israel menghancurkan Gaza.

Hamas mengatakan tiga putranya dan empat cucunya tewas dalam serangan udara Israel ke wilayah yang terkepung pada bulan April.

Haniyeh, yang ditunjuk sebagai pejabat senior Hamas pada tahun 2017, telah melakukan perjalanan antara Turki dan Doha, menghindari pembatasan perjalanan di Jalur Gaza yang diblokade. Berikut ikhtisar perkembangan terkini perang Israel-Hamas:

*) Serangan Israel terhadap Deir el-Balah dan Jabalia di Jalur Gaza menewaskan sedikitnya 10 orang dan melukai puluhan warga Palestina, termasuk serangan drone yang membakar tenda pengungsi di dekat Rumah Sakit Syuhada Al-Aqsa. .

*) Israel dan Hizbullah terus melakukan perang dagang semalaman dengan pasukan Israel yang mengklaim melakukan serangan rudal di wilayah Marjayoun, Lebanon selatan.

Sebelumnya, kelompok Lebanon mengatakan mereka telah menembakkan beberapa roket ke Beit Hillel di Israel utara.

*) Para perunding Israel kembali ke Israel untuk melakukan pembicaraan gencatan senjata tanpa terobosan ketika para pengunjuk rasa berkumpul di Tel Aviv dan Yerusalem untuk menuntut kesepakatan gencatan senjata dan pemilihan umum baru.

*) Dokter untuk Hak Asasi Manusia yang berbasis di New York mengatakan pasukan Israel telah melakukan lebih dari 1.000 serangan terhadap layanan kesehatan di Gaza dan Tepi Barat.

Angka tersebut merupakan jumlah tertinggi laporan serangan terhadap layanan kesehatan di “Sengketa lainnya” dalam kurun waktu 10 bulan.

*) UNICEF dan Save the Children mengatakan total 625.000 siswa yang terdaftar di Gaza kini tidak masuk sekolah sepanjang tahun ajaran, dan 39.000 di antaranya tidak lulus ujian resmi Kelas 12, untuk pertama kalinya dalam satu dekade.

(Tribunnews.com, Andari Wulan Nugrahani)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *