TRIBUNNEWS.com – Anggota Parlemen dan mantan duta besar Iran untuk Italia, Abu al-Fadl Zahrvand, mengungkapkan bahwa Teheran sedang mempertimbangkan tanggapan efektif terhadap Israel terkait pembunuhan kepala biro politik Hamas, Ismail Haniyeh.
Zohrivand menambahkan bahwa Iran berusaha untuk tidak mengeluarkan banyak uang untuk membalas Israel, namun hal itu pasti akan “memberikan keuntungan besar.”
Namun serangan balik tersebut bergantung pada situasi regional di Timur Tengah.
Zohrivand mengatakan dalam wawancara dengan Press TV, Kamis (9/12/2024), “Iran mengumumkan pasti akan membalas dendam kepada rezim Zionis, namun waktu dan metode hukumannya akan ditentukan oleh kami.”
Ia melanjutkan: “(Serangan balik) ini direncanakan sejalan dengan perkembangan regional (di Timur Tengah) untuk memberikan respons paling efektif terhadap Israel pada waktu yang tepat.”
Zuhrivand kemudian menyinggung masalah penundaan respons terhadap Israel.
Dia mengatakan bahwa akibat keputusan Iran, “saat ini, penundaan tersebut telah menimbulkan tekanan psikologis di kalangan warga Israel.”
Dia menambahkan: “Setiap malam mereka tertidur tanpa mengetahui apakah mereka akan menghadapi Operasi Janji Kebenaran 2.”
Mengenai spekulasi media Barat bahwa Presiden Iran Masoud Pezeshkian mungkin mewaspadai operasi anti-Israel, anggota parlemen terkemuka tersebut menekankan bahwa semua lembaga di Republik Islam bersatu dalam tekad mereka untuk mengambil tindakan tegas terhadap Israel.
“Pemerintah Pezeshkian mendukung balas dendam. Presiden mengatakan dalam pidatonya bahwa para agresor yang melanggar kedaulatan Iran pada hari pelantikannya harus dihukum,” kata Zohrivand.
Dia juga menambahkan bahwa tindakan Israel pada hari pelantikan Pezeshkian merupakan tantangan langsung terhadap pemerintahan baru Iran.
Meskipun tanggapan Iran sudah pasti, Zohrevand mengakui bahwa gencatan senjata di Gaza dapat mempengaruhi situasi.
Zohrivand mengatakan perjanjian gencatan senjata, berdasarkan persyaratan yang diumumkan oleh Hamas, berhasil.
Ia menambahkan, “Perjanjian dengan Hamas bisa berdampak. Bisa terjadi malam ini atau besok.”
Dia menjelaskan: “Tetapi jika gencatan senjata dengan Hamas tercapai, maka akan ada dampaknya, karena isunya adalah membela hak-hak Palestina.”
Namun dia menekankan bahwa tanggapan Iran akan segera terjadi, terlepas dari ukuran dan sifatnya. Mantan komandan tentara Israel: Strategi Iran berhasil
Sebelumnya, mantan komandan tempur Pasukan Pertahanan Israel, Letkol (purnawirawan) Jonathan Conricus, mengungkap keberhasilan Iran melemahkan negaranya.
Dalam wawancara eksklusif dengan Iran International, strategi Iran dalam mengepung Israel dan proksinya terbukti berhasil.
Menurutnya, Iran tidak boleh memikirkan cara untuk melemahkan Israel, karena misi tersebut dilakukan oleh agennya.
“Saya menyesal mengakuinya,” kata Conricus, Selasa (10/9/2024).
“Tetapi strategi Iran untuk mengepung Israel dan organisasi terorisnya (proksinya) dan melancarkan serangan yang menghancurkan telah berhasil bagi Iran.”
Dia menambahkan, “Mereka (Iran) tidak seharusnya menanggung akibat atas agresi mereka.”
Selain itu, Conricus berbicara tentang Iran, yang dituduh Israel mendanai organisasi teroris.
Dalam hal ini, ia meyakini Israel mempunyai kepentingan untuk melawan Iran.
Pernyataan Conricus merujuk pada tuduhan Israel bahwa Iran mendanai organisasi teroris di Tepi Barat yang diduduki untuk membunuh warga dan tentara Israel.
“Israel mempunyai kepentingan dan kebutuhan untuk melawan Iran.”
Dia menjelaskan: “Saya yakin strategi Israel harus sangat jelas. Iran bertanggung jawab langsung atas pendanaan dan pemberantasan organisasi teroris yang membunuh warga Israel.”
Oleh karena itu, lanjut Conricus, tidak ada masalah bagi Israel untuk menyerang Iran.
Demikian pula, jika proksi Iran menargetkan Israel, Conricus mengatakan Tel Aviv harus segera merespons Teheran.
“Semua target ini adalah target yang sah untuk diserang, dan Israel akan menyerang mereka karena selama ini Iran bersikap agresif terhadap Israel,” ujarnya.
Diketahui, ketegangan di Timur Tengah meningkat pasca meninggalnya Ismail Haniyeh di Teheran pada 31 Juli 2024.
Iran menuduh Israel berada di balik pembunuhan Haniyeh, namun Tel Aviv tetap bungkam.
Namun, para pejabat AS mengatakan bahwa Israel segera menghubungi Gedung Putih segera setelah Haniyeh terbunuh dan mengaku bertanggung jawab.
(Tribunnews.com/Pravitri Retno W)