Iran Kena Sanksi AS Gara-gara Balas Serangan Israel, Industri Drone Iran Masuk Daftar Hitam

TRIBUNNEWS.COM – Departemen Keuangan Amerika Serikat (AS) mengumumkan sanksi baru terhadap Iran sebagai respons atas serangan balasan Iran terhadap sekutu AS, Israel, pada Sabtu (13/4/2024).

Lebih dari selusin perusahaan drone dan tokoh terkemuka Iran termasuk dalam daftar entitas yang terkena sanksi AS.

Mereka dikatakan terlibat dalam produksi, penjualan, dan pasokan drone Iran.

“Dia berperan penting dalam memfasilitasi dan mendanai penjualan rahasia kendaraan udara tak berawak (UAV) Iran kepada Kementerian Pertahanan dan Logistik Iran (MODAFL),” demikian pernyataan Departemen Keuangan AS, Kamis (25/4). /2024).

AS menuduh MODAFL mendukung Korps Garda Revolusi Iran (IRGC) dan perang Rusia di Ukraina.

Selain itu, AS menyebut Sahara Thunder merupakan salah satu perusahaan utama pendukung IRGC dan Rusia.

“Perusahaan ini berperan penting dalam perancangan, pengembangan, produksi dan penjualan ribuan drone, banyak di antaranya yang akhirnya dipindahkan ke Rusia untuk digunakan dalam perang melawan Ukraina,” kata Kementerian Keuangan. Individu Iran dikenakan sanksi AS

Sementara itu, tokoh Iran yang dikenai sanksi AS antara lain tiga pejabat Sahara Thunder, yakni Kazem Mirzai Kandori; Hossain Bakshesh; dan Hojat Abdullahi Fard.

Dua perusahaan dan satu kapal dikatakan terlibat dalam pengiriman kargo Iran ke Sepehr Energy Jahan Nama Pars.

Sepehr Energy Jahan Nama Pars merupakan perusahaan yang berperan penting dalam kegiatan komersial Staf Umum Angkatan Bersenjata Iran (AFGS).

Sebelumnya Kamis (18/04/2024), AS menyusun daftar 16 individu dan dua entitas yang diduga mengizinkan produksi drone Iran, termasuk mesin drone Shahed Iran.

RFERL mengatakan sanksi tersebut membekukan aset yang mereka miliki dan entitas yang berada di bawah yurisdiksi AS dan melarang warga AS melakukan bisnis dengan mereka. AS menuduh Iran mempersenjatai Rusia untuk melawan Ukraina

Brian Nelson, Wakil Menteri Keuangan AS untuk Terorisme dan Intelijen Keuangan, mengatakan Iran mendukung Rusia dalam perangnya di Ukraina dan melakukan pembalasan terhadap Israel.

“Kementerian Pertahanan Iran terus mengacaukan kawasan dengan mendistribusikan drone dan peralatan militer berbahaya lainnya kepada proksi teroris,” katanya dalam siaran pers, Kamis.

Ia mengatakan AS akan terus berkoordinasi dengan Inggris dan Kanada untuk memperkuat sanksi terhadap Iran.

Sebelumnya, Israel menyerang konsulat Iran di Damaskus, Suriah pada Senin (1/4/2024), menewaskan tujuh anggota IRGC, termasuk komandan elit Pasukan Quds Iran, Brigadir Jenderal Mohammad Reza Zahedi.

Iran menanggapi serangan itu dengan menembakkan 300 rudal dan drone ke sasaran militer Israel pada 13 April, yang sebagian besar dapat dinetralkan oleh rudal dan pertahanan AS, Inggris, Prancis, dan Yordania.

Sekutu Israel, Amerika Serikat, bersama Inggris dan beberapa negara Barat, mengutuk tindakan Iran dan menuduh Israel yang melancarkan serangan terlebih dahulu.

Iran mengutuk keras sanksi dan tekanan AS terhadap Iran. Hubungan antara Israel dan Iran

Hubungan antara Israel dan Iran memburuk setelah Revolusi Iran 1979 yang dipimpin oleh Ayatollah Ruhollah Khamenei.

Revolusi tersebut menggulingkan Shah (raja) Iran, Mohammad Reza Shah Pahlavi yang merupakan mitra Amerika Serikat (AS), Inggris Raya, dan Israel.

Setelah revolusi Iran, Iran dituduh menjalankan kebijakan anti-Israel, mendanai front perlawanan terhadap Israel seperti Hamas, Jihad Islam Palestina (PID), Hizbullah, Houthi, kelompok perlawanan Irak, Lebanon, dan Suriah, tuduhan yang dibantah oleh Iran. .

Ketegangan antara Iran dan Israel belakangan ini terjadi di tengah perang antara Israel dan Hamas di Jalur Gaza.

Saat ini, Israel terus melanjutkan serangannya di Jalur Gaza pasca operasi banjir Al-Aqsa yang dilancarkan Hamas pada 7 Oktober 2023.

Xinhua mengutip jumlah korban tewas warga Palestina sejak Sabtu (7/10/2023) hingga Jumat (26/4/2024) sebanyak 33.305 dan 77.293, serta 1.147 kematian di wilayah Israel.

(Tribunnews.com/Unitha Rahmayanti)

Berita lainnya terkait konflik Iran dan Israel

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *