Iran: Kemenangan Trump Tidak Berdampak Apapun, Kami Akan Tetap Luncurkan Serang ke Israel

TRIBUNNEWS.COM – Iran mengulangi ancamannya, meminta Israel mempersiapkan serangan besar sebagai respons atas serangan IDF ke Iran bulan lalu.

“Zionis tidak mempunyai kekuatan untuk menghadapi kami dan mereka harus menunggu jawaban kami, depo kami sudah lengkap,” kata wakil komandan Korps Garda Revolusi Iran (IRGC), Ali Fadavi, dikutip Ynet.

Ancaman tersebut dilontarkan pemerintah Iran tak lama setelah Donald Trump mendeklarasikan kemenangannya sebagai Presiden Amerika Serikat ke-47 terpilih untuk periode 2024-2028.

Para pejabat Barat memperkirakan Trump akan menjatuhkan sanksi keras terhadap Iran dan mendorong Israel untuk menghancurkan senjata nuklir negara tersebut.

Tak hanya itu, kemenangan Trump digadang-gadang akan menambah dukungan bagi Israel untuk melancarkan perang di Timur Tengah.

Menanggapi komentar tersebut, pemerintah Iran mengkritik hasil pemilu presiden AS dengan mengatakan bahwa hasil pemilu tidak penting.

Berbicara kepada kantor berita lokal Tasnim, juru bicara pemerintah Iran, Fatemeh Mohajerani, menekankan siapa pun yang memenangkan pemilihan presiden AS tidak akan mengubah kebijakan Iran.

“Pemilu AS bukan urusan kami. Kebijakan kami tetap dan tidak berubah menurut orang masing-masing. Kami sudah membuat prediksi yang tepat sebelumnya dan tidak akan ada perubahan dalam kehidupan masyarakat,” kata Mohajerani. Iran berada di atas hukum

Sebelum sanksi dijatuhkan, pada tahun 2018, Trump menyerang Iran dengan menjatuhkan sanksi yang berdampak pada penjualan minyak Iran.

Hal ini menyebabkan pengurangan belanja publik, yang mengakibatkan tingkat inflasi tahunan Iran mencapai hampir 40 persen.

Meski demikian, Mohajerani menegaskan Iran saat ini aman dari sanksi apa pun. Menurutnya, Teheran siap menghadapi sanksi terbaru jika Trump kembali menangguhkannya.

Faktanya, kami tidak melihat adanya perbedaan antara kedua orang tersebut (Tump dan Harris). Keputusan tersebut telah memperkuat kekuatan internal Iran dan kami memiliki kekuatan untuk menghadapi keputusan baru, tambahnya. Hamas adalah Respon Hamas atas Kemenangan Trump

Bekerja sama dengan pemerintah Iran, kelompok bersenjata Hamas juga meragukan kemenangan Donald Trump dalam pemilihan presiden AS.

Hamas mengatakan AS, di bawah kepemimpinan Trump, harus mengakhiri ‘bantuan buta’ kepada Israel dalam perang yang terjadi di Jalur Gaza selama setahun terakhir.

Hal tersebut disampaikan oleh Ketua Hamas, Bassem Naim, yang merupakan anggota organisasi politik Hamas.

“Dukungan buta Zionis ini harus dihentikan karena mengorbankan masa depan rakyat kita dan keamanan serta stabilitas kawasan ini,” kata Naim.

Sementara itu, Hizbullah menyatakan hasil pemilihan presiden Amerika tidak akan mempengaruhi kesepakatan untuk mengakhiri perang antara Israel dan Hizbullah.

Pemimpin Hizbullah Naim Qassem mengatakan ribuan pasukannya siap melawan Israel.

Ia mengatakan, hasil pemilu Amerika Serikat (AS) tidak akan mempengaruhi perang di Lebanon.

“Kami memiliki ribuan teroris yang siap berperang,” kata Naim Qassem, menurut laporan AFP.

(Tribunnews.com/ Namira Yunia)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *