TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Inspektur Rudiana melalui tim kuasa hukumnya menggugat Dedi Mulyadi, Dede, dan Lee Akbar.
Tiga nama meminta maaf kepada Iptu Rudiana dan keluarga
Pitra menyediakan waktu 3×24 jam.
Jika tidak mendapat pengampunan, Iptu Rudiana akan melaporkan ketiganya.
“Apabila yang bersangkutan tidak meminta maaf kepada Inspektur Rudiana dan keluarga melalui media dalam waktu 3X24 jam, kami akan mengambil tindakan hukum dengan memberitahukan kepada polisi,” kata Pitra dalam konferensi pers, Senin (22/7/2024).
Ia menggarisbawahi, Inspektur Rudiana telah bersabar menghadapi segala fitnah yang dilayangkan kepadanya dalam beberapa bulan terakhir.
Menurut Pitra, kesabaran ayah Eki terbatas.
Akhirnya kini pihaknya akan mengambil tindakan tegas.
“Karena selama ini kita cukup sabar dengan tindakan mereka, ingatlah bahwa kesabaran ada batasnya, orang yang sabar ada batasnya. Dan saya ulangi lagi dan lagi, kami mohon kepada saudara-saudara Dede, Dedi Mulyadi dan Lee Akbar untuk segera meminta maaf Anda diduga menyebarkan fitnah, kebakaran, fitnah, dan berita bohong,” ujarnya
Undangan itu disampaikan setelah kesaksian Inspektur Rudiana Dedi Mulyadi di YouTube.
Dede menceritakan kepada Mulyadi bahwa Dede telah memberikan kesaksiannya tentang kematian Vina dan Eki 8 tahun lalu kepada Inspektur Rudiana.
Dede mengaku Eki dan Vina dilempari batu saat dimintai keterangan saat melihat mereka dikejar sekelompok pemuda pada 27 Agustus 2016 di dekat SMPN 11 Cirebon. Cerita Dede di YouTube Dede Mulyadi
Dede mengaku Aep dan Rudiana disuruh memberikan kesaksian palsu dalam kasus kematian Wina dan Eki di Sirebon pada 2016.
Awalnya, Dede meminta Aep membawa Saka Tatal dan kawan-kawan ke Polsek Kirebon dua atau tiga hari setelah penangkapan mereka pada awal September 2016.
Sesampainya di kantor polisi, Dede tiba-tiba diminta bersaksi atas kematian Aep dan Rudiana, Vina dan Eki.
“Saat itu sore, saya tidak ingat kapan. Aep menelepon saya dan berkata, ‘Ayo bawa saya ke kantor polisi.’ Aku sudah membuat sendiri di rumah, di sebuah rumah di Tangkil.”
“Eep kita nggak tahu apa-apa, ngapain jadi saksi? Kita ikutin apa yang dia bilang,” kata Dede menirukan percakapan dengan Eep, di kanal YouTube Kang Dede Mulyadi, Sabtu (20/7/2024). ).
Dede menjelaskan, sebenarnya AEP dekat dengan beberapa anggota kepolisian.
Lebih lanjut, karyawan Rudiana sangat mengenal Aep dan sering mencuci mobilnya di tempat cuci mobil uap tempat mereka bekerja.
“Kesalahannya terletak pada orang yang mengenal polisi, bukan pada saya, Pak,” kata Dede.
Tiba-tiba dipanggil untuk bersaksi di hadapan AEP dan Rudiana, Dede kaget.
Dia tidak tahu apa-apa tentang kematian putra Rudiana dan kekasihnya Veena.
“Saya di dalam, apa yang bisa saya lakukan? Saya kaget, saya takut. Saya tidak paham hukumnya pak. Makanya saya sampaikan di sini, saya tidak pernah tahu kejadian ini,” kata Dede. .
Dede mengaku disuruh membuktikan Saka Tatal, Veena, dan Eki sempat melemparinya dengan batu, sebelum akhirnya diusir.
Bingung, Dedé menurut. Ia pun sempat diperiksa penyidik, dan tercatat sebagai saksi dalam berita acara pemeriksaan keterangan (BAP) yang dilakukan Rudiana dan Aep.
“Sebelum masuk kamar, Pak (bersama Rudiana dan Aep), Anda hanya berkeliaran di sekitar toko, di sekitar ada orang, dan sekelompok orang melempar batu, membawa bambu, dan mengejar mereka.”
“Di luar sudah disampaikan pak (sebelum masuk ruang ujian),” jelas Dedé.
“Ep dan Rudiana bilang ke saya (siapa sutradaranya), Pak,” imbuhnya.
Dede mengaku akan diperiksa penyidik atau dikenakan BAP selama satu setengah jam
Setelah hari itu ia masih kebingungan dan selalu merasa bersalah, apalagi beberapa bulan terakhir ini kasus Vina kembali menjadi sorotan dan menjadi perbincangan publik.
“Ep dan Rudiana cerita ke saya (siapa sutradaranya), Pak,” kata Dede. (*)