Reporter Tribune News.com Dennis Distrivan menceritakan hal itu
Tribun News.com, Jakarta – Ketua Ikatan Pengusaha Muda Bus Indonesia (IPOMI) Kurnia Lesani Adnan mengatakan, sekitar 50 persen penumpang bus antar kota antar provinsi (AKAP) saat ini sudah terbiasa membeli tiket bus melalui platform digital.
Menurut Sani, transaksi digital calon penumpang bus akan mencegah penggelapan uang yang rentan dilakukan para calo tiket bus.
“Transaksi digital menghindari pembayaran tunai yang rentan digelapkan oleh masyarakat di loket tiket,” kata Sani, Minggu (8/9/2024).
Ia mengatakan, pembelian tiket penumpang bus AKAP melalui platform digital meningkat signifikan dan jumlahnya terus meningkat.
“Saat ini jumlah calon penumpang yang membeli tiket melalui sistem online meningkat hingga 45 persen,” ujarnya.
Ia juga menekankan pemanfaatan transaksi digital melalui QRIS. Menurutnya, penggunaan QRRIS sangat bermanfaat bagi masyarakat yang membayar sesuai pemakaian dan cukup mudah.
“QRIS cukup mudah digunakan sehingga membantu masyarakat dalam melakukan pembayaran,” jelas Kurnia.
Di sisi lain, ia berharap pemanfaatan transaksi digital juga dapat meningkatkan keamanan informasi guna mengurangi kejahatan siber.
IPOMI mendesak pemerintah untuk memperketat regulasi keuangan digital, dimana saat ini pemegang rekening e-wallet dapat mengubah nama pemegang rekening menjadi nama badan usaha.
“Dan polisi gagal menindaklanjuti laporan kami mengenai kasus penipuan pembayaran e-wallet ini dengan alasan pelanggaran ringan, padahal sangat mengkhawatirkan,” imbuhnya. Bisnis: Amankan Transaksi QRIS
Sementara itu, CEO PT Trans Digital Semmerlang Indira mengatakan transaksi QRIS telah memenuhi standar nasional yang mengacu pada persyaratan keamanan data internasional.
Artinya dari segi keamanan tentu ada jaminan terhindar dari penipuan. Namun sebagaimana disampaikan Bank Indonesia, semua pengendalian ini menjadi tanggung jawab bersama, baik penyedia layanan maupun pengguna, kata Indira.
Indira juga memastikan BI bersama Asosiasi Sistem Pembayaran Indonesia (ASPI) dan Penyelenggara Jasa Pembayaran (PJP) yang menaungi perusahaannya selalu memberikan dukungan dan pelatihan kepada merchant mengenai keamanan transaksi QRIS.
Contoh inovasi yang dilakukan perusahaan pada Poscu Lite dalam pembayaran QRIS pada komunitas UMKM adalah pemberian dukungan literasi keuangan, seminar dan workshop pemasaran digital, serta insentif lainnya kepada mitra.
Beberapa di antaranya bekerja sama dengan komunitas kelompok Tamado di wilayah Sumatera untuk menjangkau UKM di provinsi tersebut.
Aplikasi Posku Lite juga turut serta dalam Bali Central Java Fair dan Ikatan Pedagang Pasar Indonesia (IKAPPI) yang beberapa waktu lalu menyelenggarakan IKAPPI Fest di Bali.
“Untuk mendukung literasi para pelaku usaha dan UKM di tiga provinsi tersebut serta membantu mereka memberikan kemudahan dan kecepatan dalam pencatatan dan penyelesaian transaksi,” tambahnya.
Dalam konteks ini, Indira menyarankan agar perusahaan yang menawarkan bantuan dan konsultasi keuangan digital sudah memiliki sertifikasi ISO untuk manajemen mutu, sistem anti suap, dan sistem keamanan informasi.