Laporan reporter Tribunnews.com Dennis Destryawan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif menanggapi investor atau kontraktor (KKKS) sektor migas yang memilih berinvestasi di Afrika ketimbang Indonesia.
Arifin menekankan perlunya perbaikan dari dalam untuk meningkatkan standar yang ada agar dapat menarik uang, dan Indonesia tidak kompetitif dengan negara lain.
“Kami tidak boleh terlalu keras kepala. Kami akan jujur,” kata Arifin di Bojonegoro, Jawa Timur, Jumat (8/9/2024).
Akan lebih baik jika penawaran tersebut diberikan kepada investor secara konsisten. Fitur yang ditawarkan juga akan ditentukan oleh tingkat kesulitan yang tersedia.
“Lebih baik fleksibel. Yang mungkin ya apa adanya. Oleh karena itu, tergantung tingkat kemudahan dan kesulitan medannya,” jelas Arifin.
Awalnya, pemerintah Indonesia berencana membentuk gugus tugas untuk memperbaiki iklim investasi di sektor minyak dan gas maju.
Direktur Kelautan dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan langkah tersebut bertujuan untuk menyederhanakan perizinan, meningkatkan kontrak, dan meningkatkan nilai distribusi untuk menarik investor.
Luhut juga mengakui bahwa Indonesia tertinggal dari Afrika dalam hal menarik investasi di sektor minyak dan gas yang maju, sementara Afrika menawarkan strategi pembagian keuntungan yang lebih kompetitif.
Menurut Luhut, Indonesia perlu lebih memperhatikan persaingan global dan melakukan perubahan untuk menarik investor ke Indonesia.