TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Perusahaan yang bergerak di sektor yang mampu memberikan dampak positif terhadap lingkungan atau greentech, serta perusahaan yang bersifat direct to-consumer atau D2C, diyakini akan lebih diminati investor pada tahun 2024.
Ketika pasar bergerak menuju profitabilitas, startup memiliki fokus pada keberlanjutan untuk bertahan dan berkembang.
Pada pemaparan Laporan Dampak 2023 di Jakarta, Rabu (26/6), Devna Hartono, CEO Venture Indonesia, mengatakan pada tahun 2024 terdapat potensi besar pertumbuhan startup greentech dan perusahaan yang direct-to-consumer ( model DTC). / 2024)
Ia menjelaskan, beberapa tren pertumbuhan D2C di Indonesia antara lain popularitas belanja online dan pembangunan infrastruktur pendukung bisnis berbasis konsumen.
Dengan penunjukan dua anggota dewan baru Endeavour Indonesia pada bulan Juni lalu, Jeffrey Jo dari Alpha JWC Ventures dan Nick Nash dari Asia Partners sebagai co-chairmen, Endeavour Indonesia siap mendukung pengumuman perusahaan yang matang dan berdampak tinggi. Ekosistem
Divina mengatakan, 90 investor terkemuka dan 70 startup inovatif berkumpul dengan menyelenggarakan roadshow eksklusif bagi investor melalui acara MatchCap Asia 2024.
Untuk lebih meningkatkan pertumbuhan kewirausahaan, usaha-usaha di masa depan akan meningkatkan visibilitas untuk lebih memperluas pengaruh Indonesia
Kehadiran co-chairman baru juga akan memperbesar peluang untuk lebih banyak melahirkan inovasi bagi startup dari Indonesia hingga Singapura, ujarnya.
“Dengan begitu, high-impact enterpreneur bisa bermimpi besar, mencoba berkembang dengan cepat, dan berkomitmen untuk mewujudkannya,” kata Devna.
Pada pemaparan impact report, dipaparkan beberapa multiplier dari program Endeavour yang sedang berjalan dalam mengembangkan startup di Indonesia.
Dari jumlah tersebut, Perusahaan Endeavour Enterprise sebenarnya berhasil menghimpun pendanaan ekuitas sebesar USD 417 juta. Venture Entrepreneurs adalah komunitas wirausaha yang dipilih dan didukung oleh Endeavour untuk menerima manfaat khusus seperti jaringan, pendanaan, dan sumber daya lainnya karena potensi pertumbuhan mereka.
Di Indonesia terdapat 98 wirausaha dari 68 start up seperti CEO Efisiri, Kopi Kenangan, Paxel, Pinhome, Buttonscarves dan lain-lain.
Usaha ini juga mendorong pertumbuhan startup commerce di Asia Tenggara Di Indonesia, sektor perdagangan sendiri mendominasi sebesar 21 persen, disusul sektor fintech sebesar 19 persen.
Program pendampingan awal khusus yang disebut Scale Up by Endeavour juga diminati oleh sektor perdagangan yang paling banyak jumlahnya, yaitu sebesar 21 persen, diikuti oleh kota pintar dan sektor iklim sebesar 16 persen.
Indonesia saat ini merupakan salah satu wilayah dengan pertumbuhan tercepat bagi Endeavour Catalyst, yang akan berinvestasi secara eksklusif pada perusahaan yang dipimpin oleh Endeavour Entrepreneurs.
Selama lebih dari satu dekade, Endeavour Catalyst telah menginvestasikan lebih dari $500 juta di 314 perusahaan di 37 pasar.
Banyak perusahaan Indonesia yang mendapat investasi antara lain VIDA, Paxel, Cresivo, Evermos, Glints, dll.
Endeavour Indonesia merupakan bagian dari Endeavour Global, sebuah komunitas wirausaha yang membantu mereka mengatasi tantangan pengembangan bisnis (scaling).
Devna mengatakan, sejak awal, lebih dari 2.500 wirausaha telah terbantu di lebih dari 40 negara.