Investasi Proyek Banyu Urip Infill Clastic Rp 3,25 Triliun, Tambah Penerimaan Negara Rp 33,6 Triliun

Laporan reporter Tribunnews.com Dennis Distrivan

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Satuan Kerja Khusus Kegiatan Usaha Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) mengatakan tambahan produksi minyak dari blok Cepu yang dioperasikan ExxonMobil Cepu Limited (EMCL) akan mampu meningkatkan pendapatan negara. .

Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto mengatakan Proyek Infill Clastic Banyu Urip akan meningkatkan produksi minyak sebesar 42,92 juta barel. Proyek yang peraturan daerah perminyakannya diresmikan pada Jumat (8/9/2024) ini membutuhkan investasi sebesar 203,5 juta dollar AS atau sekitar Rp 3,25 triliun.

Perkiraan tambahan pendapatan pemerintah dari investasi ini mencapai sekitar 2,1 miliar USD atau Rp 33,6 triliun, kata Davy seperti dikutip di Blok Sipo, Sabtu (10/8/2024).

Sumur yang ada berjumlah tujuh, yaitu lima sumur infill dan dua sumur plastik. Dua sumur yakni B12 dan B13 diperkirakan bisa menghasilkan 9.285 barel per hari (bph). Setelah itu, tiga sumur lagi dari proyek BUIC yakni C13, C14 dan C19, serta dua sumur plastik yakni C15 dan C21 akan dibor pada kuartal I 2026.

“Pada triwulan IV 2024, kami perkirakan sumur lainnya yakni sumur B12 akan menyusul ke hilir. Kedua sumur tersebut diharapkan mampu menyumbang produksi tahunan rata-rata sebesar 9.285 barel per hari pada tahun 2024,” ujarnya.

“Kami berharap informasi dari sumur ini dapat memberikan data yang lebih akurat mengenai potensi kandungan minyak pada lapisan klastik lapangan Benevo Europe yang diperkirakan memiliki cadangan 3P sebesar 670 juta barel minyak,” kata Tjip.

Tjip menjelaskan, proyek BUIC akan mencapai puncak produksi pada tahun 2027 dengan tingkat produksi sebesar 19.000 barel per hari.

Carole Gall, Presiden ExxonMobil Indonesia, mengatakan keberhasilan peluncuran pertama BUIC merupakan hasil kerja sama berbagai pemangku kepentingan.

Carroll mengatakan, teknologi pengeboran di sumur ini menggunakan peralatan dan rig yang seluruhnya buatan dalam negeri yaitu PT. Pertamina Drilling Services Indonesia (PDSI), anak perusahaan PT Pertamina (Persero).

“Komitmen terhadap material lokal di industri minyak dan gas ekstraktif adalah sesuatu yang sangat kami hargai. Proyek ini juga melibatkan pemasok lokal dan karyawan lokal yang memberikan nilai tambah ekonomi bagi masyarakat dan operasi kami,” jelas Carroll

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *