Laporan reporter Tribunnews.com Reza Deni
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Pembangunan infrastruktur pendukung operasional Ibukota Negara Republik Indonesia (IKN) yang berkelanjutan disebut-sebut telah mencapai tahap akhir.
Namun, masih terdapat tantangan dalam mengintegrasikan fasilitas pendukung yang terhubung dari luar ke dalam gedung dan sebaliknya.
“Fasilitas pendukung seperti listrik, air bersih, limbah, telekomunikasi, gas dan lain-lain mungkin belum siap untuk diintegrasikan setelah bangunan selesai dibangun. Hal ini disebabkan kurangnya pengawasan, pemahaman intensif dan detail terhadap integrasi sistem oleh pihak-pihak yang berkepentingan,” kata Direktur Jenderal Jaringan Pendukung Kebijakan Publik (JPKP) Maret Samuel Sueken kepada wartawan, Senin (22/07/2024).
Samuel aktif mengawasi pembangunan IKN khususnya pembangunan gedung Sekretariat Negara, terutama memastikan kesiapan WAT dan SUT.
Ia mengkritisi buruknya integrasi perangkat pendukung pengembangan IKN, terutama pada permasalahan jaringan listrik dan air bersih yang belum terintegrasi. “Integrasi kedua alat ini sangat penting dalam pengembangan IKN. Kritikan tersebut kami harapkan dapat mendorong perbaikan dan penyempurnaan integrasi perangkat pendukung pengembangan IKN untuk menjamin pembangunan yang lebih efisien dan berkelanjutan,” ujarnya.
Menurut dia, saat ini yang berhasil diintegrasikan adalah Blok Sekretariat Negara.
Hal ini disebabkan oleh pengawasan yang ketat dan keahlian yang terampil, namun tantangan yang kami hadapi adalah fasilitas pendukung lainnya masih perlu meningkatkan tingkat integrasi di dalam dan di luar gedung.
“Salah satu contoh keberhasilan set blok Ef adalah pasokan listrik dari Gardu Induk PLN melalui MUT dan SUT ke gedung SETNEG dan sebaliknya yang berhasil diuji coba pada 15 Juli 2024.” – katanya.
Begitu pula dengan titik pengambilan air bersih, lanjutnya, di dalam gedung sudah siap, meski jaringan di kawasan ini belum siap.
“Meski ada harapan bahwa pasokan listrik dan air akan berfungsi dengan baik, masih ada permasalahan yang perlu diatasi untuk menjamin interkoneksi dengan bangunan lain,” katanya.
Selain itu, dia menilai jaringan air bersih selektif di gedung tersebut sudah siap, namun masih menunggu pasokan air bersih dari penyedia layanan lain yang jaringannya belum siap.
“Untuk mencapai integrasi terbaik, pemantauan harian dan kehadiran para ahli yang memahami sistem diperlukan untuk memastikan semua peralatan pendukung terintegrasi dan berfungsi dengan baik agar berfungsi sesuai rencana,” ujarnya.
Kami berharap waktu yang tersisa dapat dimanfaatkan dengan baik dalam melakukan perbaikan dan percepatan integrasi fasilitas pendukung di IKN.
“Saya berharap dengan perhatian dan kerja sama yang lebih intensif dari seluruh pihak yang terlibat, IKN menjadi pusat komunikasi yang terintegrasi dengan baik dan mampu memenuhi kebutuhan masyarakat,” ujarnya.
Sebelumnya, Presiden Joko Widodo mengaku masih mengecek kesiapan infrastruktur dasar sebelum dilantik di Ibu Kota Negara (IKN) pada Juli mendatang. Diakuinya, tujuan awalnya adalah meresmikan kantor di ibu kota baru pada Juli 2024.
Namun curah hujan yang terus menerus hingga kini menghambat pembangunan banyak infrastruktur.
“Iya saya sudah lihat, kesiapsiagaan (infrastruktur dasar). Jika dia siap (maka saya akan berada di kantor). Kemarin targetnya Juli, tapi lihat IKN tiap hari hujan, hujan lebat oke.” kata Jokowi, Selasa (16 Juli 2024) di Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur.
Kepala Negara mengatakan, hujan menyebabkan banyak pekerjaan tertunda.
Saat ini, pekerjaan sedang dilakukan pada instalasi dasar seperti air dan listrik. Ia mengatakan, sistem kelistrikan sudah terpasang, meski butuh waktu untuk menerangi seluruh ibu kota.
“Jadi banyak pekerjaan yang tertunda, hal ini wajar untuk proyek-proyek besar. IKN tidak didirikan dalam dua atau tiga tahun, itu adalah mimpi besar yang berjangka panjang, sebuah proyek jangka panjang. Mungkin 15-20 tahun,” ujarnya. katanya.
Oleh karena itu, dia meminta semua pihak tidak membayangkan IKN akan sempurna pada 17 Agustus 2024, saat perayaan Hari Kemerdekaan direncanakan di Istana Negara yang baru.
“Bukan begitu, menurut saya banyak yang baru. Paling lambat tanggal 17 Agustus, semuanya sudah bisa dihitung, mungkin 15%. – dia menjelaskan.