Reporter Tribunnews.com reporter Namira Yunia
TRIBUNNEWS.COM, WASHINGTON – Harga minyak mentah global diperdagangkan melemah tajam pada penutupan Senin (15/7/2024) selama 24 jam terakhir, terbebani oleh sentimen pasar seputar pemecatan Donald Trump.
Harga minyak mentah Brent mencatat penurunan tajam pada awal perdagangan pekan ini menjadi sekitar US$82,01 per barel, atau 0,26 persen dari posisi sebelumnya, menurut Reuters. halaman
Penurunan serupa terjadi pada penjualan minyak mentah West Texas Intermediate (WTI), yang turun 0,19 persen menjadi $84,84 per barel.
Anjloknya harga minyak global terjadi di tengah ketidakpastian politik di AS menyusul penyerangan terhadap calon presiden AS Donald Trump pada Sabtu, 13 Juli 2024.
Kandidat presiden AS dari Partai Republik Donald Trump menjadi sasaran penyerang tak dikenal saat berkampanye di Butler, Pennsylvania.
Namun, dalam pidatonya saat kampanye pemilihan presiden Amerika Serikat (AS) melawan Presiden petahana Joe Biden.
Yang mengejutkan, Trump tertembak dan telinga serta pipinya berdarah.
Dalam video yang beredar di media sosial pada 13 Juli, Donald Trump meringis dan mengangkat tangan kanannya ke telinga saat sebutir peluru menyerempet telinganya.
Selain melukai Donald Trump, satu penonton di afiliasi ABC di Pittsburgh tewas dan dua lainnya terluka parah dalam serangan itu.
Tak lama setelah penembakan, seorang penembak jitu yang diidentifikasi sebagai Thomas Matthew Crooks ditembak mati oleh pasukan Dinas Rahasia.
“FBI telah mengidentifikasi Thomas Matthew Crooks, 20, dari Bethel Park, Pennsylvania, dalam upaya pembunuhan terhadap mantan Presiden Donald Trump pada 13 Juli di Butler, Pennsylvania,” katanya.
Ketegangan politik ini menyebabkan kepanikan pasar global, sehingga penguatan dolar AS cenderung menurunkan harga minyak, karena pembeli yang menggunakan mata uang lain harus membayar lebih untuk minyak mentah yang dihargakan dalam dolar.
“Saya rasa Anda tidak bisa mengabaikan ketidakpastian bahwa upaya pembunuhan pada akhir pekan ini akan menyebabkan negara terpecah belah menjelang pemilu,” kata Tony Sycamore, analis pasar di IG. Saham Wall Street menguat
Berbeda dengan pergerakan minyak global, indeks saham AS atau Wall Street pada awal pekan ini ditutup menguat karena S&P 500 dan Dow Jones Industrial Average mencapai level tertinggi intraday.
S&P 500 naik 0,55 persen menjadi ditutup pada 5.615,35. Nasdaq naik 0,63 persen menjadi 18,398.45, sedangkan Dow Jones Industrial Average menguat 0,62 persen menjadi 40,000.90.
Pasar saham AS terus meningkat setelah spekulasi bahwa Federal Reserve AS akan memangkas suku bunga pada bulan September, dan saham beberapa bank besar turun setelah melaporkan hasil yang beragam. Sementara itu, bank-bank besar melemah setelah melaporkan hasil yang beragam.
Analis memperkirakan laba kuartal kedua perusahaan-perusahaan S&P 500 akan naik 9,6 persen dengan pertumbuhan perusahaan yang kuat.