Reporter Tribunnews.com Lita Febriani melaporkan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Kementerian Perindustrian meningkatkan daya saing industri keramik dalam negeri dengan menerapkan standarisasi produk.
Badan Standardisasi dan Kebijakan Pelayanan Industri Kementerian Perindustrian (BSKJI) melalui Balai Standardisasi dan Pelayanan Industri Mineral Keramik dan Non Logam (BBSPJIKMN) Bandung berperan penting dalam memastikan mineral keramik dan non logam; Produk yang dihasilkan industri dalam negeri memenuhi standar mutu yang berlaku.
Oleh karena itu, BBSPJIKMN menggelar temu bisnis industri keramik dalam negeri. “Peranan standardisasi industri mineral keramik dan non logam dalam meningkatkan daya saing industri nasional”.
“Kami berharap kegiatan Temu Bisnis Industri ini dapat mendukung dan menumbuhkan efisiensi industri mineral keramik dan nonlogam dalam negeri,” kata Andy Rizaldi, Kepala Badan Kebijakan dan Standardisasi Jasa Industri (BSKJI) Kementerian Perindustrian. . . , Rabu (5/6/2024).
Sebagai referensi, kinerja subsektor Industri Barang Mineral Bukan Logam (BGNL) yang menaungi industri keramik dan mineral bukan logam lainnya mampu tumbuh signifikan sebesar 9,17 persen pada triwulan IV tahun 2023 dibandingkan triwulan I. . Pada triwulan 2023 berkurang sebesar 2,1 persen.
Azhar Fitri, Kepala BBSPJIKMN, menjelaskan tujuan pertemuan bisnis industri adalah untuk memfasilitasi kolaborasi antar pemangku kepentingan industri, mempelajari tren dan tantangan terkini di pasar global, memperluas jaringan bisnis dan peluang kolaborasi serta mendorong keberlanjutan dan pemanfaatan sumber daya manusia. hijau. teknologi di industri
Acara tersebut juga menampilkan workshop keselamatan industri untuk mendukung daya saing industri nasional, tantangan dan daya saing industri keramik nasional, penerapan sertifikasi industri hijau di bidang keramik, serta presentasi perwakilan dari SIRIM Malaysia yang akan hadir. membawakan topik Pemahaman SIRIM yang dihadiri oleh para pelaku industri nasional, lembaga pemerintah lintas sektor dan jajaran Kementerian Perindustrian,” jelas Azhar.
Di sela-sela pertemuan bisnis industri tersebut juga dilakukan penandatanganan nota kesepahaman dengan PT Bamas Mulia Feldsparindo untuk mengoptimalkan teknologi pengolahan feldspar dengan menggunakan teknologi pemisahan magnetik.
Selain itu, PT Lucky Indah Keramik, PT Narumi Indonesia dan PT Roca Refractories juga menerima sertifikat kompetensi sumber daya manusia di industri keramik.
Penerbitan sertifikat Quality Management System (QMS) kepada PT Rumah Keramik Indonesia, sertifikat industri hijau kepada PT Muliaglass dan PT Sango Ceramics Indonesia.