Ini Cara Menghitung Tarif PBB Perdesaan dan Perkotaan Tahun 2024 Agar Terhindar dari Sanksi

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Dasar penerbitan pajak bumi dan rumah merupakan hal khusus yang perlu dipahami dalam perencanaan tanah dan pajak rumah di desa dan kota. Penghitungan pajak bumi dan bangunan perdesaan, perkotaan, dan bangunan terkini tertuang dalam Undang-Undang Daerah DKI Jakarta Nomor 1 Tahun 2024.

Tarif pajak PBB-P2 sebagaimana dimaksud dalam Pasal 34 ayat (1) dan ayat (2) Peraturan Nomor 1 Tahun 2024 adalah sebagai berikut: 1. PBB-P2 ditetapkan sebesar 0,5 persen (nol lima persen). 2 Tarif PBB-P2 untuk lahan produksi pangan dan peternakan ditetapkan sebesar 0,25% (nol koma dua lima persen).

Selain itu, Pemerintah DKI Jakarta menerbitkan Peraturan Gubernur Nomor 2024. 17 dikeluarkan tentang persentase harga jual barang yang akan digunakan untuk perhitungan pajak atas tanah dan rumah serta desa. Bab 2 Peraturan ini dijelaskan sebagai berikut: 1. NJOP digunakan untuk perhitungan PBB-P2 untuk pos-pos PBB-P2 yang berbentuk: a. Okupansi, 40% (empat puluh persen); Mungkin Selain okupansi ditetapkan NJOP 60% (enam puluh persen) setelah dikurangi NJOPTKP. 2. Besarnya persentase yang ditetapkan pada ayat (1) didasarkan pada pertimbangan cara penggunaan bahan PBB-P2.

Nilai Jual Objek Pajak (NJOP) adalah nilai barang, tanah, dan bangunan itu sendiri atau dapat disebut dengan nilai tanah dan bangunan. Besaran NJOP ditentukan atau ditetapkan oleh Gubernur sendiri melalui Keputusan Tahun 2024. Untuk tahun 2024, nilai NJOP tertuang dalam Undang-Undang Gubernur Nomor 124 Tahun 2024 tentang NJOP PBB-P2 Tahun 2024.

Saat ini, Harga Jual Barang Tidak Kena Pajak (NJOPTKP) merupakan patokan harga jual Barang Tidak Kena Pajak. Artinya, untuk mengetahui apa itu PBB-P2, Anda harus mengurangi NJOPTKP terlebih dahulu. Besaran NJOPTKP DKI Jakarta ditetapkan sebesar Rp60.000.000,00 (enam juta rupiah) untuk satu kali pajak kepada wajib pajak sebagaimana dimaksud pada ayat (4) Pasal 33 Undang-Undang Daerah Nomor 1 Tahun 2024.

Kepala Pusat Pendapatan dan Informasi Badan Pendapatan Daerah (Bapenda), Maurice Dani mengatakan, pengaturan PBB-P2 tahun 2024 masuk dalam Peraturan Daerah DKI Jakarta Nomor 1 Tahun 2024 serta persentase pajak penjualan. (NJOP) yang dijadikan dasar penetapan Outstanding PBB-P2 P2 Tahun 2024 Keputusan Gubernur No. 17 oleh Pemerintah DKI Jakarta telah diatur sebagai syarat kepatuhan dalam pelaksanaan UU Nomor 1. Tahun 2022 tentang hubungan keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah.

Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2022 memberikan pedoman umum yang harus dipatuhi oleh seluruh pemerintah daerah dalam menetapkan dan mengelola PBB-P2. Hal ini merupakan komitmen pemerintah daerah untuk menjamin penerapan peraturan perundang-undangan yang lebih tinggi secara adil dan transparan.

“Sangat penting bagi masyarakat untuk memahami aturan terkait PBB-P2 yang digunakan di DKI Jakarta, mengetahui tarif dan ketentuan NJOP dan NJOPTKP merupakan langkah penting untuk memastikan terpenuhinya pajak yang benar,” kata Morris. Pernyataannya, Jumat (21/6/2024).

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *