Ini Beda Pagar Laut di Tangerang dan Bekasi, Johan: Jangan Disamakan Nanti Bisa Menyesatkan

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Pagar Laut Bambu sempat menghebohkan masyarakat Indonesia.

Sebelumnya, penghalang laut sepanjang 30,16 kilometer ditemukan di perairan Tangerang Provinsi Banten.

Kini, penghalang laut serupa juga ditemukan di perairan Bekasi, Jawa Barat.

Penemuan terbaru pagar laut di perairan Bekasi menuai berbagai spekulasi dan pertanyaan.

Pagar itu membentang sepanjang 8 kilometer di dua sudut kawasan Tarumajaya di pesisir utara Kabupaten Bekasi, Jawa Barat.

Sea Barrier Bekasi memiliki struktur unik yang berbeda dengan Sea Barrier Tangerang. Baca juga: 3 Pihak Ditetapkan Pemilik Pagar Laut Tangerang: 1 Bantah, 1 Tegaskan, 1 Misterius

Struktur pagar bambu di Bekasi tampak menopang sebuah gundukan, membentuk garis panjang seperti bendungan, dengan air di tengahnya seperti sungai.

Nelayan setempat Tayoum mengungkapkan, pembangunan pembatas laut tersebut telah berlangsung selama enam bulan.

Faktanya, pembangunan pagar laut di Bekasi membutuhkan tiga ekskavator kelas berat yang menggali tanah laut sepanjang waktu.

Celah di antara bambu-bambu yang tertanam kemudian diisi dengan tanah galian sehingga membentuk struktur seperti tanggul.

Kompas.com mengutip ucapan Tayum, Senin (13/1/2025): “Iya, sudah enam bulan (sejak keberadaan bambu misterius itu).” Lalu apa bedanya Pagar Laut Tangerang dan Bekasi?

Anggota Komite Keempat DPR RI Johan Rosihan menilai pagar laut di Bekasi dan Tangerang berbeda.

Jadi jika Anda menyamakannya, itu menyesatkan.

Menurutnya, pagar laut di perairan Tangerang Banten berbeda dengan pagar laut di pesisir pantai Bekasi, Jawa Barat.

Pemagaran di Tangsel merupakan masalah serius yang merugikan masyarakat nelayan dan hingga saat ini belum jelas siapa yang bertanggung jawab, ujarnya seperti dikutip Kompas.TV, Selasa (14/1/2025).

Lalu bagaimana dengan pembatas laut di Bekasi?

“Pada saat yang sama, pagar di Bekasi jelas untuk melindungi hutan bakau dan mengendalikan kerusakan,” tambahnya.

Ditegaskannya, pagar Bekasi bertujuan untuk menjaga lingkungan melalui partisipasi masyarakat setempat.

“Pagar di Bekasi merupakan contoh pengelolaan pesisir berkelanjutan yang mendukung ekosistem dibandingkan membatasi akses nelayan seperti di Tangerang,” ujarnya.

John mencatat: “Mencoba menyamakan keduanya adalah menyesatkan dan merupakan upaya untuk mempengaruhi masalah pagar laut yang misterius di Tangerang Utara. Pagar laut di Tangerang berdampak negatif terhadap nelayan

Di sisi lain, dia mengatakan pagar laut di perairan Tangerang berdampak negatif terhadap akses nelayan kecil terhadap wilayah penangkapan ikan.

Untuk itu, dia mendesak pemerintah dan pihak berwenang segera mengusut Peristiwa Pagar Laut Tangerang.

“Kami menolak segala upaya untuk membelokkan isu atau membingkai tindakan ini sebagai sesuatu yang positif. Hak-hak nelayan harus dilindungi dan mereka yang bertanggung jawab atas pagar misterius ini harus diungkap,” jelasnya. “

Dalam keterangannya, ia juga menegaskan komitmennya untuk mengawal kasus Pagar Laut Tangerang dan memastikan kebijakan pengelolaan wilayah pesisir bermanfaat bagi masyarakat.

Kompas.TV mengutip Wahana Lingkungan Hidup (Walhi) yang menyebut Pagar Laut Tangerang merupakan bagian dari proyek reklamasi.​

Varshi yakin pemerintah harus mewaspadai penyimpangan ini dan mengambil tindakan. Baca Juga: ‘PIK 2’ Bercerita tentang Pagar Misterius di Laut Tangerang, Kini Pemerintah Selidiki

Menteri Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Daerah Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) meminta masyarakat menunggu hasil survei yang dilakukan Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP).

Investigasi ini tidak hanya dilakukan oleh KPP sendiri, namun pemerintah daerah juga turut dilibatkan.

“Kami sedang menindaklanjutinya dan Kementerian Kelautan juga sedang menyelidikinya dengan berbagai pihak termasuk pemerintah daerah setempat,” kata AHY seperti dilansir Kompas TV, Senin (13/1/2025).

Selain itu, AHY berharap bisa secepatnya mengetahui produsen atau pemilik pembatas laut ini.

“Kami berharap kami dapat segera mengetahui (siapa yang membangun tembok laut),” tambah ketua Partai Demokrat itu.

Selain itu, AHY juga berharap bisa fokus pada pembangunan di berbagai bidang.

AHY pun ingin memberikan kepastian hukum kepada warga, salah satunya dengan adanya pembatas laut yang misterius ini.

Menurut AHY, tidak boleh ada lagi aktivitas ilegal di masyarakat.

“Tentu saja kami ingin fokus pada pembangunan di berbagai bidang dan kami juga ingin memastikan kepastian hukum.”

Dan tidak boleh ada hal atau kegiatan yang melanggar hukum, kata AHY.

Sumber: Tribunnews.com/Kompas.TV/Kompas.com

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *