TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Badan Pusat Statistik (BPS) menyebutkan pada Mei 2024 terjadi peningkatan tahunan sebesar 2,84 persen. Perusahaan makanan, minuman, dan tembakau menjadi kontributor utama pertumbuhan setiap tahunnya pada Mei 2024.
Kenaikan tingkat inflasi mempengaruhi kegiatan investasi. Seiring waktu, inflasi menurunkan nilai uang. Energi berbeda-beda di berbagai tempat, sehingga menghasilkan penghematan dan investasi yang berbeda pula.
Itu sebabnya memahami inflasi adalah kunci untuk membuat perencanaan keuangan dan keputusan investasi yang baik.
Okta Finance dan analis keuangan, Kar Yong Eng mengatakan harganya tidak demikian.
Inflasi, kata dia, adalah kenaikan harga barang dan jasa yang berkaitan dengan biaya hidup kita.
“Indeks Harga Konsumen (CPI) mengukur inflasi dengan melihat apa yang kita bayar untuk kebutuhan sehari-hari. Indeks Harga Produsen (PPI) melihat perubahan biaya dari sudut pandang konsumen dan produsen.
Jumat (20/6/2024) Kar Yong Aung mengatakan, “Kebanyakan orang berbicara tentang peningkatan pendapatan dari CPI yang menunjukkan biaya hidup secara keseluruhan.”
Namun, lanjut Kar Yong Eng, para ekonom memperhitungkan inflasi untuk memahami keadaan sebenarnya.
Biaya makanan dan energi tidak termasuk dan memberikan gambaran sederhana tentang perekonomian yang stabil.
Berikut beberapa penyebab peningkatan tersebut: 1. Faktor permintaan
Ketika permintaan barang dan jasa meningkat, harga pun naik (inflasi yang didorong oleh permintaan). Permintaan domestik yang kuat menarik investor asing, meningkatkan permintaan terhadap mata uang lokal dan menyebabkan apresiasi mata uang. 2. Harga
Kenaikan biaya tenaga kerja, seperti upah dan bahan baku, meningkatkan biaya (meningkatkan biaya).
Menurut Kar Yong Aung, negara-negara yang menghadapi kenaikan harga akan menjadi saingan dalam perdagangan, sehingga menyebabkan depresiasi mata uang. 3. Utang publik
Utang publik yang tinggi mendorong pemerintah untuk mencetak lebih banyak uang, yang dapat meningkatkan inflasi.
“Utang yang lebih tinggi ditambah dengan kekhawatiran inflasi mengurangi kepercayaan investor dan menyebabkan depresiasi mata uang,” kata Kar Yong Eng. 4. Amankan uangnya
Meningkatkan jumlah uang beredar akan merangsang inflasi, dan mengurangi jumlah uang beredar akan membantu mengatasi masalah inflasi.
Kar Yong Aung mengatakan ada perbedaan pertumbuhan antar kelas aset. Misalnya, saham mungkin berkinerja lebih baik selama booming jika perusahaan menaikkan harga untuk menaikkan harga.
Namun, investasi pendapatan tetap seperti obligasi dapat mengalami kerugian karena tingkat suku bunga riil yang rendah. Real estat dan saham adalah lindung nilai terbaik terhadap inflasi karena nilainya meningkat seiring dengan harga.
“Inflasi juga dapat mempengaruhi harga… mata uang,” kata Kar Yong Eng.
Dari sudut pandang perdagangan, jika menurut Anda inflasi suatu negara akan lebih rendah dibandingkan negara lain, Anda dapat membeli mata uang negara tersebut dengan tingkat suku bunga yang lebih rendah. Jadi, jika tingkat kenaikannya berbeda, Anda bisa menukarkan uang atau mendapat untung dari selisih nilainya.
Selain itu, data inflasi memberikan indikasi mengenai apa yang akan dilakukan bank sentral terhadap suku bunga. Ketika inflasi tinggi, bank sentral menaikkan suku bunga untuk mendorong pengeluaran dan investasi, sehingga membantu mengurangi risiko inflasi.
Sebaliknya, selama periode suku bunga rendah atau resesi, bank sentral menurunkan suku bunga untuk merangsang kredit dan belanja.
Bisakah pedagang menggunakan informasi keuangan? 1. Harga tinggi merugikan saham
Ketika suku bunga naik, biaya pinjaman usaha juga meningkat, sehingga mengurangi profitabilitas. Misalnya, jika suatu perusahaan memiliki pinjaman atau obligasi dengan tingkat bunga yang berbeda, maka tingkat bunganya akan meningkat dan hal itu dapat mengurangi keuntungan.
Selain itu, suku bunga yang tinggi dapat membuat konsumen enggan meminjam, mengurangi belanja konsumen, dan mengurangi aktivitas bisnis. 2. Obligasi kehilangan nilainya.
Ketika obligasi baru diterbitkan dengan tingkat bunga lebih tinggi, obligasi yang sudah ada dengan tingkat bunga lebih rendah akan lebih baik. Oleh karena itu, nilai pasar obligasi yang ada akan menurun dan harga obligasi akan menurun. Misalnya, jika seorang investor memegang obligasi dengan tingkat bunga tetap sebesar 3 persen dan obligasi baru diterbitkan dengan tingkat bunga 5 persen, maka investor tersebut dapat menjual obligasinya dengan harga yang mengimbangi tingkat pengembalian yang lebih tinggi yang ditawarkan oleh obligasi tersebut. Sekali lagi 3. Kenaikan suku bunga memperkuat uang
Ketika bank sentral menaikkan suku bunga sebagai respons terhadap inflasi, mereka menarik investor asing yang mencari keuntungan lebih tinggi. Semakin banyak minat terhadap mata uang suatu negara akan meningkatkan nilainya. Misalnya, jika Federal Reserve AS menaikkan suku bunga, investor akan membeli lebih banyak dolar AS, yang akan memperkuat mata uang tersebut terhadap mata uang lainnya. 4. Suku bunga yang lebih tinggi menurunkan permintaan barang konsumsi
Kenaikan suku bunga akan menurunkan aktivitas perekonomian secara keseluruhan, namun beberapa komoditas seperti minyak dan gas akan mempengaruhi inflasi. Selama periode inflasi tinggi, investor mungkin mengalokasikan lebih banyak uang ke saham sebagai saham. Misalnya, pada saat guncangan inflasi tahun 2022-2023, harga minyak dan gas akan semakin meningkat karena keinginan investor untuk melindungi asetnya dari kenaikan inflasi.
“Inflasi memiliki beberapa manfaat jangka pendek, seperti menaikkan upah dan meningkatkan pertumbuhan, terutama pada bisnis yang kuat. Obligasi pemerintah adalah ide yang bagus saat terjadi penurunan,” kata Kar Yong Eng.
Trader dan investor terus mengunjungi Kar Yong Aung untuk mengamati indikator inflasi dan tindakan bank sentral untuk menunggu hasilnya di pasar.
“Juga jika Anda mengetahui ada peristiwa khusus yang mempengaruhi tingkat suku bunga, Anda bisa langsung memanfaatkannya,” kata Kar Yong Eng.