Ingin Persiapkan Kehamilan? Berikut Makanan yang Baik untuk Tingkatkan Kesuburan 

Laporan Tribunnews.com, Aisyah Nursyamsi

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Beberapa pasangan berusaha memiliki momongan melalui rencana kehamilan. 

Dalam program internal ini, kedua kelompok mengorganisir upaya yang berbeda. 

Padahal, saat mempersiapkan kehamilan, salah satu hal utama yang perlu Anda perhatikan adalah pola makan. 

Beberapa makanan juga disebut-sebut baik untuk meningkatkan kesuburan. 

Dokter Spesialis Kebidanan dan Kandungan, Dokter Spesialis Kebidanan, Dokter Spesialis Kebidanan RS Pondok Indah, dr. Upik Anggraheni Priyambodo, Sp.O.G, Subsp. F.E.R. dan memberikan diet yang direkomendasikan. 

Pertama, mereka yang ingin mempersiapkan kehamilan sangat dianjurkan untuk mengonsumsi makanan tinggi protein, namun rendah lemak. 

Baik dalam persiapan kehamilan alami maupun bayi tabung. Prinsipnya makan makanan yang bergizi (tapi) banyak lemaknya,” ujarnya dalam konferensi pers harian, di Jakarta Selatan, Kamis. (18/7/2024). 

Contoh makanan yang mengandung protein adalah daging merah.

Namun perlu diperhatikan bahwa tidak semua wanita boleh mengonsumsi daging merah, misalnya wanita dengan kista atau sindrom ovarium polikistik atau (PCOS). 

Dalam hal ini, daging bisa diganti dengan ikan atau ayam. 

Mengenai rasionya, wanita disarankan mengonsumsi 200 gram protein hewani per hari. 

Kedua, makanan yang mengandung antioksidan dianjurkan untuk digunakan. 

Kandungan antioksidan bisa didapat dari buah atau sayuran berwarna. 

Salah satunya adalah nanas. Namun jika ibu sedang hamil, hindari nanas karena dapat menyebabkan peradangan.

Ketiga, ibu disarankan mengonsumsi makanan yang benar, antara lain asam folat dengan dosis 400-800 mikrogram per hari atau lebih. 

Setelah itu ada vitamin D3 dengan dosis 1.000-5.000 IU dan seterusnya. Pasien boleh berkonsultasi dulu ke dokter spesialis kandungan. 

Selain itu, ia menyarankan pasien untuk berhenti mengonsumsi makanan yang sama dalam jangka waktu lama. 

Pasien disarankan untuk mencari nutrisi dari sumber makanan yang berbeda. 

“Katanya penyakit pasiennya lebih enak kalau makan kacang-kacangan, makanya terus makan daging. Tapi jangan makan daging. Itu salah. Jadi makanlah yang bergizi baik,” ujarnya. Dia. 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *