Inggris Panggil Dubes China Terkait Dugaan Spionase di Dunia Maya

LONDON – Pemerintah Inggris memanggil Duta Besar Tiongkok Zheng Zeguan pada Selasa (14 Mei 2024), sehari setelah mendakwanya atas tiga tuduhan spionase dalam kasus terbaru terkait Tiongkok.

Juru bicara Kementerian Luar Negeri Inggris dengan tegas menyatakan bahwa serangan dunia maya, hubungan spionase, dan pertukaran hadiah terhadap Inggris yang dilakukan Tiongkok baru-baru ini tidak dapat diterima.

Kementerian luar negeri mengatakan duta besar dipanggil setelah diumumkan pada hari Senin bahwa tiga orang dituduh membantu badan intelijen Hong Kong.

Chee Leung Wai, 38, Matthew Trickett, 37, dan Chun Biu Yuen, 63, dari Inggris tenggara, kemudian dibebaskan dengan jaminan.

Pemerintah Hong Kong mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa salah satu dari tiga orang yang didakwa adalah manajer kantor perdagangan London.

Kantor Perdana Menteri Rishi Sunak di Downing Street menyebut pengumuman itu “relevan”.

Namun, Kantor Komisaris Tinggi Tiongkok di Hong Kong mengkritik keras Inggris karena membuat “tuduhan palsu” dan menuduh Inggris melakukan “campur tangan jahat” dalam urusan Hong Kong.

Kantor tersebut memperingatkan bahwa Inggris akan menghadapi “respon keras dan keras dari Tiongkok”.

Bulan lalu, dua pria, salah satunya bekerja di Parlemen Inggris, didakwa melakukan kegiatan mata-mata untuk Tiongkok di wilayah Inggris.

Mereka akan diadili tahun depan.

Kepala badan intelijen, keamanan dan dunia maya Inggris, GCHQ, telah memperingatkan bahwa Tiongkok mempunyai “risiko dunia maya yang nyata dan terus berkembang”.

Direktur GCHQ Anne Kester-Butler mengatakan: “China sedang membangun serangkaian kemampuan siber, menggunakan perusahaan peretas dan pialang data,” di Konferensi Siber Inggris ‘Ekosistem Bisnis Berkembang di Inggris Tengah’ di Birmingham.

“Tindakan koersif dan destabilisasi yang dilakukan Tiongkok menimbulkan risiko signifikan terhadap norma dan nilai internasional,” tambahnya.

Kepala intelijen tersebut menjelaskan bahwa badan intelijennya sekarang “mendedikasikan lebih banyak sumber daya untuk Tiongkok dibandingkan misi lainnya.”

Inggris secara terbuka menentang undang-undang keamanan nasional baru pemerintah Hong Kong, yang dianggap melemahkan hak dan kebebasan Hong Kong.

Mereka mengkritik perlakuan terhadap aktivis pro-demokrasi di bekas jajahan Inggris dan memperkenalkan sistem visa bagi penduduk Hong Kong untuk bepergian ke Inggris.

Akibatnya, kawasan tersebut menjadi surga bagi para pembangkang seperti politisi pro-demokrasi terkemuka Nathan Lowe.

Sumber: AFP

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *