INFOGRAFIS Nasib 5 Ketua KPU yang Berakhir Tragis: Dipenjara hingga Kasus Asusila

TRIBUNNEWS.COM – Ketua KPU Hasyim As’yari diberhentikan oleh DKPP karena perilaku asusila terhadap seorang perempuan.

Berdasarkan data Tribunnews.com, Kamis (7 April 2024), ternyata bukan kali pertama nasib Ketua KPU berakhir “tragis” hingga berujung pada hukuman mati. mengganti atau menghapus dari tempatnya.

Berikut lima Ketua KPU yang seharusnya masa jabatannya berakhir di tengah jalan: lihat foto Ketua KPU Hasyim As’yari dipecat dari DKPP karena berperilaku asusila terhadap seorang perempuan.

1. Nazaruddin Sjamsuddin 2001–2005 (kasus korupsi)

Nazaruddin Sjamsuddin adalah presiden pertama KPU Indonesia pada masa reformasi.

Pada Rabu, 14 Desember 2005, Nazaruddin Sjamsuddin divonis tujuh tahun penjara dan denda Rp300 juta oleh Pengadilan Tipikor.

Ia terbukti melakukan korupsi pembelian asuransi kecelakaan diri sehingga merugikan negara sebesar Rp 5,03 miliar.

Setelah Nazaruddin sempat mendekam di penjara, KPU Indonesia sepakat memilih Wakil Ketua KPU Ramlan Surbakti menggantikan Nazaruddin Sjamsuddin sebagai penjabat Ketua (Plt) KPU.

2. Abdul Hafiz Anshari 2007–2012 (diduga pemalsuan surat)

Abdul Hafiz Anshari terpilih secara aklamasi pada rapat paripurna pertama KPU pada 23 Oktober 2007.

Pada tahun 2011, Kejaksaan Agung (Kejagung) menetapkan Ketua KPU saat itu Abdul Hafiz Anshari sebagai tersangka kasus pengiriman surat palsu dari Mahkamah Konstitusi (MK) saat Pilkada Halmahera Barat.

Yakni kasus dugaan pemalsuan sertifikat ringkasan penghitungan suara Pemilu 2009 di Halmahera Barat.

3. Husni Kamil Manik 2012–2016 (meninggal)

Ia meninggal dunia pada 7 Juli 2016 saat bertugas.

Husni Kamil meninggal dunia akibat penyakit infeksi akut yang menyerangnya dan jenazahnya dimakamkan di TPU Jeruk Purut, Jakarta pada Jumat, 8 Juli 2016.

Ia dikenal sebagai tokoh elektoral, pernah menjabat sebagai Komisioner KPU Provinsi Sumatera Barat pada tahun 2003.

Husni Kamil Manik merupakan pengamat pemilu tahun 1999 dari Forum Perdana Menteri Indonesia yang melibatkan Komite Pemilihan Umum (KPU) dalam mengawasi pemilu.

4. Arief Budiman 2017–2021 (dicopot dari jabatannya)

Pada Rabu, 13 Januari 2020, DKPP memberikan peringatan keras terakhir dan memberhentikan Presiden Arief Budiman sebagai Ketua KPU Indonesia dalam perkara 123-PKE-DKPP/X/2020.

Arief Budiman terbukti melanggar Kode Etik dan Pedoman Perilaku Penyelenggara Pemilu.

Dewan DKPP mengungkapkan, Arief Budiman dilaporkan ke DKPP karena mendampingi dan mendampingi Evi Novida Ginting Manik yang dipecat dari DKPP pada 18 Maret 2020 karena mengajukan gugatan ke PTUN di Jakarta.

Dalam persidangan, Arief Budiman mendalilkan kehadirannya di PTUN Jakarta untuk memberikan dukungan moril, simpati dan empati didasari rasa kemanusiaan.

5. Hasyim Asy’ari 2022–2024 (diberhentikan dari jabatannya)

Dan yang terbaru adalah kasus Ketua KPU Hasyim Asy’ari.

DKPP pada Rabu, 3 Juli 2014 menjatuhkan sanksi pemberhentian tetap Hasyim Asy’ari dari jabatan Ketua KPU.

Pada Rabu 3 Juli 2014, Hasyim Asy’ari divonis pemecatan tetap karena dugaan perbuatan asusila terhadap perempuan anggota Komisi Pemilihan Umum Luar Negeri (PPLN) di Den Haag, Belanda.

Lebih lanjut, Hasyim disebut memanfaatkan relasi kekuasaan untuk melakukan pendekatan dan menjalin hubungan dengan jurnalis. (Tribunnews/Hasanudin Aco/Reka Alfa)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *