Inflasi Mereda, Goldman Sachs Pangkas Peluang Resesi AS Jadi 20 Persen

Laporan dari Reporter Tribunnews.com Namira Yunia

TRIBUNNEWS.COM, WASHINGTON – Goldman Sachs telah memperkecil kemungkinan terjadinya resesi di Amerika Serikat (AS) pada tahun 2024, yang semula ditempatkan pada angka 25 persen, kini turun menjadi 20 persen, seiring dengan laju inflasi di negara tersebut. AS, kami bersandar pada sisi yang aman. lokasi.

Menurut laporan Departemen Tenaga Kerja AS, tingkat inflasi harga konsumen AS pada Juli 2024 diperkirakan sebesar 2,9 persen year-on-year (yoy).

Angka tersebut sedikit lebih rendah dibandingkan data inflasi bulan Juni yang mencapai 3,0 persen (yoy) dan 3,3 persen (yoy) pada bulan Mei 2024.

Bukan hanya inflasi, pergerakan positif juga terjadi di pasar tenaga kerja, dimana tingkat pengangguran mulai menurun sebanyak 7.000 menjadi 227.000 dalam beberapa minggu terakhir.

“Data penjualan dan klaim pengangguran terlihat sangat bagus, jadi kami mengurangi kemungkinan resesi menjadi 20 persen, dan mungkin turun hingga 15 persen jika perekonomian AS bertahan selama hampir satu tahun,” kata ekonom Goldman. Jan Hatzius.

Rangkaian data ini menjadi bukti bahwa perekonomian AS tumbuh pesat sehingga memberikan sinyal akan adanya penurunan suku bunga di bulan September.

Estimasi tersebut diungkapkan dua pejabat Federal Reserve dalam pernyataannya, yang tidak mau disebutkan namanya menggambarkan rencana The Fed menurunkan suku bunga sebesar 0,25 persen atau sekitar 50 bps pada pertemuan 17-18 September, sebagai langkah awal kebijakan tahun ini. siklus. .

Gubernur Federal Reserve Bank St. Louis mengatakan hal yang sama. Louis, Alberto Musalem yang mengatakan kini saatnya bank sentral AS, The Fed, menurunkan suku bunganya.

Meski masih dalam tahap perencanaan, namun jika penurunan suku bunga sudah tercapai, diperkirakan penurunan suku bunga akan berdampak positif terhadap perekonomian dan pasar keuangan.

Tidak hanya itu, penurunan suku bunga juga dapat menurunkan suku bunga pinjaman sehingga dapat meningkatkan keinginan pengusaha untuk berinvestasi, menambah atau “membeli kembali” saham, yang secara tidak langsung akan meningkatkan harga saham. Wall Street Rekor Kinerja Terbaik Tahun 2024

Pasca munculnya isu The Fed akan memangkas suku bunga, pergerakan bursa Wall Street AS mulai bangkit hingga mencatatkan kinerja mingguan terbaiknya di tahun 2024.

Lonjakan saham terjadi pada indeks S&P 500 yang menguat hampir 3,9 persen, mencatatkan kinerja mingguan terbaik sejak November 2024, seperti dilansir CNBC International.

Kenaikan serupa kembali terjadi pada indeks Nasdaq yang menguat 5,2 persen, sedangkan indeks Dow Jones pekan ini menguat 2,9 persen.

Setelah Wall Street, banyak bursa Asia Pasifik yang juga menguat, termasuk indeks saham Nikkei 225 Jepang yang menguat 2,26 persen sehingga mendorong penguatan saham-saham Asia.

Disusul kenaikan indeks Topix yang naik 2,08 persen, disusul Kospi Korea Selatan yang menguat 2 persen, sedangkan indeks saham berkapitalisasi kecil Kosdaq menguat 1,53 persen.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *