Industri Kelapa Sawit Ingin Capai Net Zero Emission Lewat Hilirisasi dan Pengelolaan Biomassa

Laporan Lita Febriani, jurnalis Tribunnews.com

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Produksi minyak sawit merupakan salah satu sektor yang berupaya mencapai net zero emisi (NZE) pada tahun 2050.

Untuk mendukung pendekatan tersebut, Kementerian Perindustrian bermaksud melaksanakan program transformasi industri nasional yang berbasis sumber daya alam.

“Upaya spesifiknya adalah dengan memanfaatkan produk samping buah kelapa sawit kosong (TKKS) pada berbagai produk bernilai tambah tinggi,” kata Julie Ardika, CEO Kompleks Agro-Industri Putu, dalam keterangan tertulisnya, Rabu (11/9/2024). . ). ).

Putu mengatakan, daur ulang TKKS sebagai sumber daya industri telah mengangkat TKKS yang selama ini dianggap limbah menjadi produk sampingan yang berpotensi bernilai ekonomi.

“Melalui teknologi enzim, TKKS yang sebelumnya tidak diinginkan karena dapat menjadi tempat persemaian hama kelapa sawit, dapat diubah menjadi produk industri biokimia untuk substitusi impor, termasuk produksi bioetanol, asam organik, dan bahan kimia bernilai tambah lainnya,” jelasnya. .

Pengembangan teknologi fraksinasi TKKS menjadi berbagai prekursor kimia terbarukan yaitu glukosa, xilosa dan lignin.

Prekursor merupakan bahan baku utama produksi berbagai bahan kimia nabati, yang penting bagi pengembangan industri pengolahan.

Kementerian Perindustrian memiliki pabrik percontohan fraksinasi TKKS berkapasitas 1 ton/hari biomassa untuk mendukung pengembangan industri bioetanol, produksi asam organik dan prekursor bioplastik/biopolimer yang bernilai tambah tinggi.

Pilot plant ini merupakan hasil kerjasama Kementerian Perindustrian, Institut Teknologi Bandung dan PT Rekayasa Industri yang didanai BPDPKS dan diresmikan oleh Menteri Perindustrian pada 8 Agustus 2024.

Fraksinasi TKKS menghasilkan glukosa dan xilosa yang dapat dimanfaatkan secara luas dalam industri, termasuk produksi bioetanol, pakan ternak, dan bahan baku pembuatan plastik.

Selain itu, lignin yang diperoleh melalui proses ini dapat digunakan dalam industri kertas, biokomposit, dan sebagai bahan bakar alternatif.

“Dengan mengubah biomassa sawit menjadi bahan mentah yang bermanfaat, kami tidak hanya memberikan nilai tambah bagi industri kelapa sawit, namun juga mendukung upaya pengurangan emisi gas rumah kaca. Inovasi ini merupakan bagian dari komitmen kami untuk bergerak menuju kebijakan industri yang berkelanjutan dan ramah lingkungan. – kata Putu.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *