Reporter reporter reporter tribunnews.com, endrapta pramudhiaz
Tribunnews.com, Jakarta – Komite Keselamatan Perdagangan Indonesia (KPPI) mulai melindungi keselamatan perdagangan dalam pengembangan impor polietilen kepadatan rendah yang diimpor.
Produk dengan kriteria polietilen yang mengandung 5 persen atau lebih sedikit monomer alpha -seefina atau kurang dalam bentuk cairan atau pasta, memiliki kode sistem yang harmonis (HS) 3901.10.92 Menurut Indikator Bea Cukai Indonesia (BKTY) 2022.
Investigasi dimulai pada hari Senin (9/9/2024).
Pernyataan resmi mengenai penyelidikan langkah -langkah perlindungan diajukan oleh Asosiasi Olefin Indonesia, Industri Aromatik dan Seni (Inaplas).
Mereka mewakili industri nasional, yaitu Pt Chandra Asri Pacific TBK. Dan Pt Lotte Chemical Titan Nusantara.
Berdasarkan bukti awal dari aplikasi yang diajukan untuk penyelidikan, KPPI menemukan fakta bahwa ada tanda -tanda kerugian serius atau ancaman kerugian serius yang diderita oleh pemohon.
Kerugian serius atau ancaman terhadap kerugian serius dapat diamati dari beberapa indikator internal indikator industri yang turun pada 2021-2023.
Ketua KPPI Fransiska Simanjuntak mengatakan bahwa kerugian atau ancaman serius terjadi penurunan produksi, penjualan domestik, hasil, energi, kerugian finansial dan saham di pasar industri di pasar domestik.
“KPPI mengundang semua pihak yang berkepentingan untuk mendaftar sebagai pihak yang berkepentingan selambat -lambatnya 15 hari sejak tanggal pengumuman dan disajikan secara tertulis,” kata pernyataan resmi Francis dari pernyataan resmi pada hari Rabu (9/9/2024).
Berdasarkan data Badan Statistik Pusat (BPS), dalam tiga tahun terakhir (2021-2023) jumlah impor barang LLDPE dalam bentuk cairan atau pasta dengan tren sebesar 13,54 persen meningkat.
Pada tahun 2023, impor produk ke Indonesia terdaftar pada level 280 385 ton, yaitu 33,27 persen dibandingkan dengan tahun sebelumnya, yang terdaftar di 210 382 ton.
Sementara pada tahun 2022 impor produk turun 3,27 persen dari tahun 2021, yang terdaftar di 217.494 ton.
Pada tahun 2023, impor utama LLDPE dalam bentuk selain cairan atau pasta berasal dari beberapa negara.
Antara lain, Malaysia dengan bagian impor 43,43 persen, diikuti oleh 37,52 persen di Thailand di Arab Saudi 8,36 persen dan 2,97 persen Amerika Serikat.
Selain negara, partisipasi negara -negara berkembang masih lebih rendah dari 3 persen dari total impor pada tahun yang sama.